Polisi Selidiki Foto Selfie Pelaku Pemenggalan di Perancis

Reuters/Ranny Utami | CNN Indonesia
Minggu, 28 Jun 2015 13:57 WIB
Polisi menyelidiki foto 'selfie' pelaku pemenggalan di Perancis yang dikirimkan ke akun Whatsapp yang diduga berasal dari kelompok radikal di Afrika Utara.
Polisi kini menyelidiki foto 'selfie' pelaku pemenggalan di Perancis yang dikirimkan ke akun Whatsapp yang diduga berasal dari kelompok radikal di Afrika Utara. (Reuters/Emmanuel Foudrot)
Lyon, CNN Indonesia -- Yassim Salhi, terduga anggota kelompok militan Islam yang dituduh memenggal kepala atasannya dan mencoba meledakkan pabrik gas di wilayah tenggara Perancis ternyata melakukan aksi 'selfie' mengerikan dengan kepala terputus sebelum ditangkap.

Pemeriksaan terhadap telepon genggam Salhi menunjukan bahwa ia sempat mengirimkan sebuah foto 'selfie' mengerikan miliknya via aplikasi jejaring pesan Whatsapp ke sebuah akun bernomor kode Afrika Utara, menurut petugas pada Sabtu (27/6).

Saat ini, pihak keamanan setempat masih mendalami pemilik nomor tersebut. Dari informasi yang diperoleh, Salhi ditangkap di Lyon setelah mobil jenis van yang ia kendarai menyeruduk masuk ke dalam gudang penyimpanan kontainer gas, Jumat (26/6) kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria keturunan Afrika Utara berusia 35 tahun ini ditangkap ketika ia sedang membuka tabung berisi bahan kimia yang mudah terbakar. Istri dan saudara perempuan Salhi pun turut diamankan petugas kepolisian bersama dengan orang keempat yang diduga bertanggung jawab atas peristiwa ini.

Dalam penggeledahan rumah Salhi di Saint-Priest, dekat Lyon, tim penyidik menyita sebuah laptop, komputer jenis tablet dan pistol palsu, namun penyidik tidak menemukan bahan peledak atau atribut propaganda radikal lain.

"Kami tidak tahu apa kami berurusan dengan seorang fundamentalis yang mati begitu saja atau seorang teroris sungguhan," ujar petugas.

Polisi menemukan kepala Herve Conara, manajer perusahaan transportasi yang memperkerjakan Salhi, disematkan di pagar pabrik milik perusahaan Air Product asal AS. Potongan kepala tersebut dibingkai dengan bendera berwarna hitam putih bertuliskan slogan Islam.

Jasad pria usia 54 tahun ini juga menunjukan tanda-tanda pencekikan sehingga muncul dugaan bahwa ia meninggal sebelum pemenggalan dilakukan.

Jaksa penuntut umum Paris, Francois Molins mengatakan pada Jumat kemarin bahwa tim penyidik masih membutuhkan waktu untuk mereka ulang kejadian di Saint Quentin-Fallavier, 30 kilometer sebelah selatan Lyon, dan memastikan apa Salhi bergerak sendiri atau tidak.

Salhi dikenal memiliki ikatan dengan kelompok militan Islam selama lebih dari satu dekade dan sebelumnya telah ditandai oleh otoritas setempat.

Pada 2013, Salhi disebut sebagai "Muslim garis keras" dalam satu memo intelijen, menurut radio RTL.

Memo lain pada Mei 2014 menyatakan dia telah mengalami "radikalisasi", menurunkan berat badan dan mencukur jenggotnya. Disebutkan bahwa Salhi kerap absen dalam pekerjaannya untuk beberapa pekan dalam satu waktu.

Meski demikian, sejauh ini belum ada klaim siapa yang benar-benar bertanggung jawab atas serangan teroris ini. (dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER