UE: Dialog Nuklir Iran Tentukan Keamanan Dunia

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 30 Jun 2015 08:11 WIB
Diperkirakan kesepakatan molor dari tenggat waktu tanggal 30 Juni karena tarik ulur kepentingan negara peserta dialog yang besar.
Diperkirakan kesepakatan molor dari tenggat waktu tanggal 30 Juni karena tarik ulur kepentingan negara peserta dialog yang besar. (Reuters/Leonhard Foeger)
Wina, CNN Indonesia -- Tanggal 30 Juni merupakan tenggat waktu terakhir kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara. Diperkirakan kesepakatan molor dari tenggat karena tarik ulur kepentingan negara peserta dialog.

Menurut Perwakilan Tinggi Uni Eropa di perundingan tersebut, Federica Mogherini, kesepakatan nuklir adalah soal keinginan politis negara-negara peserta dialog. Namun menurut dia pertaruhannya sangat besar, yaitu keamanan dunia.

"Ini soal keinginan politis. Masih ada alasan yang kuat untuk merampungkan kesepakatan ini, mungkin alasannya saat ini lebih besar ketimbang sebelumnya. Ini adalah kesepakatan non-proliferasi, jadi ini soal keamanan kita, keamanan dunia yang dipertaruhkan," kata Mogherini, dikutip dari CNN, di Wina, Austria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tenggat waktu 30 Juni diperoleh dalam perundingan 2 April di Lausanne, Swiss. Tujuan akhir perundingan ini bagi Iran adalah pencabutan sanksi secara menyeluruh dari Barat, dan bagi Barat adalah hilangnya kemampuan Teheran dalam memproduksi bom atom.

Jika kesepakatan diperoleh tepat waktu, maka ini akan mengakhiri perundingan yang telah berlangsung selama lebih dari 12 tahun. Sekaligus, ini akan menjadi angin segar bagi Iran dengan pencabutan sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian mereka.

Atas tuntutan Barat, sanksi terhadap Iran akan dihapuskan secara berkala jika beberapa syarat terpenuhi. Sementara Iran mendesak agar dihapuskannya sanksi sekaligus.

Mengurangi centrifuge

Dalam pertemuan April lalu antara Iran dengan perwakilan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, China dan Uni Eropa, Teheran sepakat mengurangi 19 ribu centrifuge pengaya uranium di dua fasilitas nuklir di Natanz dan Fordow menjadi hanya 6.104.

Centrifuge yang tersisa nanti adalah generasi pertama jenis IR-1. Iran juga sepakat untuk tidak mengaya uranium di atas 3,67 persen selama setidaknya 15 tahun. Angka uranium yang disyaratkan terhadap Iran jauh di atas keperluan membuat senjata, yaitu 90 persen.

Iran juga tidak boleh memasang centrifuge selama 15 tahun ke depan. Menurut Daryl G. Kimball, direktur eksekutif Asosiasi Pengendali Senjata, Iran butuh berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun, untuk bisa membangun centrifuge lagi. Selain itu, aktivitas tersebut akan terdeteksi lembaga pengawas.

Selain itu, Iran juga harus mengurangi gas uranium mereka dari 8.700 kilogram menjadi tidak lebih dari 300 kilogram.

Finalisasi kesepakatan yang telah dicapai di Laussane masih menemui jalan terjal. Belum ada satu suara soal beberapa hal, kendati Iran menyatakan tetap berkomitmen pada keputusan di Laussane.

"Ada beberapa ranah yang masih terdapat perbedaan interpretasi dalam rincian kesepakatan di Lausanne," kata Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond pada Reuters.

Lewat tenggat waktu

Hammond mengatakan sanksi tenggat waktu 30 Juni tak akan terpenuhi. Dia mengatakan, butuh beberapa hari lagi hingga mencapai suara bulat. "Tidak ada kesepakatan lebih baik dari pada menghasilkan kesepakatan yang buruk," ujar Hammond.

Sumber mengatakan, salah satu isu sensitif yang masih diperdebatkan adalah memastikan akses pengawas dari Badan Energi Atom Internasional ke berbagai situs nuklir Iran, termasuk milik militer.

"Kami diberitahu bahwa pertemuan ini bisa melampaui 30 Juni hingga beberapa hari ke depan jika kita perlu tambahan waktu demi menciptakan kesepakatan yang kuat," ujar seorang pejabat senior di pemerintahan Barack Obama.

Sementara itu Israel juga harap-harap cemas menanti hasil perundingan. Di pertemuan kabinet di Yerusalem, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku gemas terhadap perundingan yang menurutnya membicarakan terlalu banyak masalah.

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif kini tengah melakukan kunjungan singkat ke Teheran untuk melakukan konsultasi sebelum kembali ke Wina. Sebelumnya akhir pekan lalu, Zarif bertemu dengan Menlu AS John Kerry.

Kerry sendiri enggan mengaku optimistis soal pemenuhan tenggat 30 Juni. "Saya kira cukup mengatakan bahwa kami berharap. Ada beberapa isu berat dan kita tengah melakukan upaya terakhir untuk melihat apakah kesepakatan bisa tercapai atau tidak," kata Kerry. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER