Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan Indonesia dan Iran akan kembali menjalin hubungan kerja sama dalam bidang ekonomi, kerja sama ini merupakan jalinan lama yang sempat tertunda selama lima tahun.
"Kita membicarakan hal dulu, pernah ada kerjasama pabrik pupuk pada saat zaman Ahmadinejad dulu, dimulai lagi pembicaraan tersebut," kata JK usai menerima Wakil Presiden Iran Bidang Manajemen dan Perencanaan Mohammad Bagher Nobakht di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/4).
Pada kesempatan lain, Deputi Seswapres Bidang Politik Dewi Fortuna Anwar mengatakan, pertimbangan memulai kembali kerja sama dengan Iran muncul setelah menurunnya hubungan dagang kedua negara belakangan ini, terutama dua tahun terakhir sejak Indonesia tidak mengimpor migas dari Teheran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu sampai US$1 miliar, sekarang sekitar US$40 juta," katanya.
Kendala kerja sama perdagangan selama ini tersangkut dengan sanksi Barat terkait program nuklir Iran. Sanksi ini mempersulit masalah jasa keuangan yang akhirnya membuat Indonesia mengurangi impor migas dan produk lainnya dari negara Syiah tersebut.
Sanksi ini juga menyulitkan Indonesia membeli komoditas dan berinvestasi di Iran. Namun seiring kemajuan pada proses perundingan nuklir Iran dengan Barat, sanksi akan perlahan dicabut, sehingga Indonesia bisa kembali membuka hubungan dagang.
Salah satu proyek pertama yang akan digarap adalah pembangunan pabrik pupuk yang sempat tertunda lima tahun. Kelak kerja sama pembangunan pabrik pupuk akan berjalan secara Business to Business (B-to-B).
Sebelumnya, dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) Presiden Jokowi telah bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di Jakarta, Kamis (23/4).
Keduanya sepakat akan meningkatkan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi yang dianggap menurun akhir-akhir ini.
(den)