Pelaku Pemenggalan Perancis Kirim Selfie ke Ponsel Militan

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 29 Jun 2015 16:30 WIB
Pelaku pemenggalan di pabrik gas di Perancis mengambil foto selfie dengan kepala terputus lalu mengirimkan foto itu ke sebuah nomor di Kanada.
Pelaku pemenggalan di pabrik gas di Perancis mengambil foto selfie dengan kepala terputus lalu mengirimkan foto itu ke sebuah nomor di Kanada. (Reuters/Emmanuel Foudrot)
Paris, CNN Indonesia -- Polisi Perancis sedang mencari hubungan antara terduga militan yang berusaha meledakkan sebuah pabrik gas di tenggara Perancis dan mengaku memenggal manajernya, dengan kelompok teroris di Suriah.

Yassin Salhi, 35, mengaku kepada polisi bahwa ia telah membunuh Herve Cornara di area parkir sebelum ia tiba di pabrik di Saint Quentin-Fallavier, 30 km selatan dari Lyon, untuk mencoba meledakkan pabrik itu.

Pada Jumat, polisi menemukan tubuh korban 54 tahun dan kepala terpenggal yang dituliskan aksara Arab di pabrik gas milik perusahaan Air Products asal Amerika Serikat. Tidak ada korban lainnya dalam insiden mengerikan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pemeriksaan, polisi menemukan bahwa Salhi telah mengambil foto selfie dengan kepala terpenggal lalu mengirim gambar itu ke sebuah nomor telepon di Kanada. Pada Minggu (28/6), pihak berwenang Kanada mengatakan bahwa mereka akan membantu penyelidikan Perancis.

Sumber Reuters mengatakan nomor telepon itu milik seorang warga negara Perancis bernama Sebastien-Younes, yang telah berada di Suriah sejak tahun lalu. Younes terakhir diketahui berada di Raqqa, basis ISIS yang disebut sebagai ibu kota kekhalifahan mereka.

Menurut laporan media Perancis lainnya, Salhi mengatakan kepada polisi ia telah berdebat dengan Cornara dan dengan istrinya sendiri sebelum melakukan pembunuhan. Salah satu rekan kerja mereka, dikutip dari situs stasiun televisi i-Tele, juga mengatakan bahwa Salhi dan Cornara telah berselisih paham sebelumnya karena Salhi dianggap melakukan kesalahan kerja.

Salhi disebut oleh pihak berwenang telah berhubungan dengan Islam garis keras selama lebih dari satu dekade, dan sebelumnya telah ditandai sebagai risiko potensial. Sementara itu, isti dan adiknya dibebaskan pada Minggu setelah dua hari diinterogasi.

Diapit oleh polisi bersenjata berat dengan masker dan jaket anti-peluru, pada Minggu, Salhi dibawa ke tempat parkir mobil di mana ia mengatakan telah membunuh Cornara, sebelum menapak rutenya menuju pabrik gas.

Ia kemudian dikawal ke apartemen tempat ia tinggal dengan istri dan tiga anak-anaknya di Saint-Priest, daerah pinggiran Lyon, dan polisi melakukan pencarian lebih lanjut.

Sebelumnya pada hari yang sama, Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengatakan pemerintah meningkatkan sumber daya dalam penegakan hukum dan intelijen domestik untuk memerangi ekstremisme Islam.

"Kita tidak boleh kalah dalam perang ini, karena ini pada dasarnya adalah perang peradaban," kata Valls dalam siaran wawancaranya di radio Europe 1 dan i-Tele. "Ini adalah masyarakat kita, peradaban kita dan nilai-nilai kita yang kita harus mempertahankan." (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER