Petisi untuk Rohingya Tuntut Myanmar Dikeluarkan dari ASEAN

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Selasa, 30 Jun 2015 00:51 WIB
Koalisi Masyarakat Peduli Rohingya menyebarkan petisi sebagai bentuk kepedulian terhadap Rohingya, menuntut dikeluarkannya Myanmar dari anggota ASEAN.
Koalisi Masyarakat Peduli Rohingya menyebarkan petisi sebagai bentuk kepedulian terhadap Rohingya, menuntut dikeluarkannya Myanmar dari anggota ASEAN. (Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Koalisi Masyarakat Peduli Rohingya menyebarkan petisi sebagai bentuk kepedulian terhadap Rohingya, salah satu isi dari petisi tersebut menuntut dikeluarkannya Myanmar dari anggota ASEAN.

Menurut Adnin Armas, ketua Koalisi Masyarakat Peduli Rohingya akar masalah persoalan Rohingya berasal dari pemerintah Myanmar.

Meski Indonesia sudah menampung ribuan pengungsi Rohingya, Adnin mengatakan pemerintah seharusnya melakukan lebih banyak lagi, terlebih setelah masalah pengungsian akan menimbulkan berbagai persoalan lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami meminta pemerintah Indonesia lebih tegas, kita juga meminta anggota ASEAN yang lain karena apa yang dilakukan pemerintah Myanmar menjelekkan ASEAN dan ini merupakan masalah internasional," kata Adnin, ketika ditemui di Jakarta, Senin (29/6).

Menurut Adnin, kekerasan yang dilakukan pemerintah Myanmar kepada etnis Rohingya lebih parah dibandingkan Palestina. Adnin mengatakan jika dengan Israel pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik, seharusnya pemerintah Indonesia melakukan hal serupa dengan mendukung dikeluarkannya Myanmar dari anggota ASEAN.

Bersama Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM), Adnin mengatakan akan melaporkan pemerintah Myanmar ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan kemanusiaan. Ia menambahkan bahwa ribuan etnis Rohingya mengungsi karena terdapat kesengajaan dari pemerintah Myanmar untuk memusnahkan etnis Rohingya.

"Dulu mereka (Rohingya) mengungsi lewat darat sekarang mereka mengungsi lewat laut," kata Adnin.

Pada Oktober 2012, Presiden Myanmar, Thein Sein mengakui komunitas Rohingya menjadi korban kekerasan etnis di negaranya. Sebanyak 811 bangunan hancur dan sekitar 2.800 rumah dibakar dalam kerusuhan di negara bagian Rakhine, Myanmar, sementara ratusan tewas dan 140 ribu lainnya melarikan diri dan menjadi pengungsi.

Koalisi Masyarakat Peduli Rohingya sendiri membuat petisi yang berisikan empat poin, yaitu Presiden Jokowi harus meninjau kembali politik luar negeri Indonesia terhadap Myanmar; meminta agar pebisnis Indonesia dan BUMN menahan investasi di Myanmar; keluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN; dan  meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan boikot dan blacklist terhadap pejabat dan pemerintahan Myanmar. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER