Demam Berdarah Mewabah di Tengah Kecamuk Perang Yaman

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2015 07:49 WIB
Di tengah perang yang masih terus berlangsung di Yaman, PBB memperingatkan bahwa demam berdarah menyebar cepat di negara ini.
PBB mengutip pejabat kesehatan di Aden yang memperkirakan sekitar 8.000 orang tertular demam berdarah di Aden sejak peperangan antara Houthi dengan koalisi serangan udara Arab Saudi meletus Maret lalu. (Reuters/Khaled Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah perang yang masih terus berlangsung di Yaman, PBB memperingatkan bahwa demam berdarah menyebar cepat di negara ini. Kondisi ini terus diperburuk dengan kondisi kemiskinan dan kelaparan, mengakibatkan Yaman berada di jurang krisis kemanusian.

Dilaporkan Reuters, pada Rabu (1/7) pagi, rentetan peluru yang ditembakkan oleh kelompok Syiah Houthi menewaskan 18 orang di dekat kota pelabuhan selatan Aden, menurut sumber pejabat lokal dan saksi.

(Baca juga: Konflik Memanas, Warga Yaman Terancam Penyakit dan Kelaparan)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laporan PBB yang dirilis awal pekan ini, terdapat rata-rata 150 kasus demam berdarah baru dan sekitar 11 kematian per hari.

PBB mengutip pejabat kesehatan di Aden yang memperkirakan sekitar 8.000 orang tertular demam berdarah di Aden sejak peperangan antara Houthi dan serangan udara internasional pimpinan Saudi dimulai pada Maret lalu.

Laporan PBB juga mengatakan bahwa 590 orang meninggal akibat penyakit ini. Jumlah ini merupakan lima kali lipat dari korban yang dilaporkan dua pekan lalu. Wabah demam berdarah juga dilaporkan mewabah di Hadramout timur dan sebelah barat Hudaydah.

Oleh karena itu, PBB mengangkat tingkat krisis kemanusiaan di Yaman di level tertinggi, menempatkannya bersama Sudan Selatan, Suriah dan Irak, yang berada dalam status keadaan darurat.

"Lebih dari 21,1 juta orang, lebih dari 80 persen penduduk Yaman, sekarang memerlukan bantuan kemanusiaan," kata juru bicara PBB Farhan Haq, Rabu (1/7).

Sementara, pertempuran antara pejuang Houthi dan wwrga lokal terus terjadi di kota pelabuhan Aden yang sempat menjadi markas Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi sebelum terbang ke Riyadh, Arab Saudi. Ribuan orang dilaporkan terluka akibat pertempuran ini.

Aden, kota berpenduduk lebih dari 1 juta orang, kini tengah dilanda kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Warga di Distrik Mansoura, Aden, menyatakan mortir ditembakkan secara membabi buta oleh Houthi yang ditempatkan di markas bagian utara, menewaskan tujuh orang yang berlindung di sebuah hotel dan 11 lainnya di pasar. Setidaknya 30 orang lainnya terluka dalam serangan itu.

Warga lokal menyatakan seorang warga berusia 30-an, Atef al-Somali, tewas ketika tengah membeli makanan untuk sahur. Namun, pejabat Houthi tidak bersedia memberi komentar terkait hal ini. (ama/ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER