Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI menyatakan 65 manusia perahu pencari suaka ke Australia hingga saat ini masih berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Mereka masih menjalani pemeriksaan oleh pihak pemerhati pencari suaka dan pengungsi, UNHCR dan IOM, sebelum akhirnya dipulangkan ke negara asal.
"Mereka masih berada di Kupang, sedang diverifikasi oleh pihak UNHCR dan IOM," ujar juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (2/7).
Ke-65 pencari suaka yang terdiri dari 54 orang asal Sri Lanka, 10 asal Bangladesh dan satu asal Myanmar ini ditangkap oleh kepolisian NTT bersama dengan enam awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keenam ABK kini telah diamankan oleh polisi dengan dakwaan penyelundupan dan perdagangan manusia. Mereka mengaku menerima sejumlah uang suap dari petugas Badan Intelijen Rahasia Australia, atau ASIS.
Uang sebesar masing-masing US$5 ribu untuk ABK dan US$6 ribu untuk kapten kapal diperuntukkan agar kapal berisi pencari suaka ini tidak masuk ke wilayah Australia.
Keenam ABK sudah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, hingga kini kepolisian NTT masih mendalami kasus ini dengan mendatangkan sejumlah ahli untuk memperkuat bukti supaya berkas dakwaan bisa segera dilimpahkan ke pengadilan.
Sementara 65 ABK lainnya, masih diamankan di tempat penampungan sementara. "Setelah proses verifikasi selesai, mereka akan dideportasi ke negara masing-masing," ujar Tata—sapaan akrab Arrmanatha.
Dugaan penyuapan oleh Australia terhadap penyelundup manusia ini semakin diperkuat dengan ketidakjelasan pemerintah Australia dalam memberikan keterangan terkait kasus ini.
Beberapa waktu lalu Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi telah menerima surat dari Australia melalui Duta Besar Australia di Indonesia, Paul Grigson. Namun, di dalam surat tersebut, Retno mengatakan tidak menjawab pertanyaannya.
"Isi surat tersebut tidak menjelaskan secara langsung pertanyaan saya soal uang yang diberikan kepada kapal beserta kru kapalnya," ujar Retno saat ditemui di kawasan Senayan pada 20 Juni lalu.
(stu)