Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengumumkan status darurat keamanan bagi negaranya usai tragedi pembantaian yang menewaskan puluhan pelancong. Dalam pengumumannya, Beiji mengatakan status darurat bakal berlaku selama 30 hari ke depan.
Pendeklarasian status darurat ini, menurut Beji, bakal memberikan kuasa penuh bagi militer dan kepolisian Tunisia untuk memberantas terorisme. Namun, tak lupa dalam pernyataannya bahwa ia juga menjunjung kebebasan berekspresi termasuk kebebasan media.
Dalam pidatonya, Beji secara terang bakal memerangi kelompok teror manapun. Terutama ISIS -kelompok teror yang mengklaim bertanggung jawab atas tragedi berdarah yang menewaskan sekitar 38 orang pelancong itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tunisia siap menghadapi bahaya yang sangat serius dan harus mengambil langkah-langkah yang mungkin untuk menjaga keamanan dan keselamatan negara dan warga,” katanya seperti diberitakan CNN.
Serangan keji yang diklaim dilakukan oleh simpatisan ISIS pada akhir Juni lalu itu terjadi di tepi pantai Hotel Riu Imperial Marhaba di kota pesisir Sousse.
"Terorisme telah menyebar," kata sang presiden. "Saya percaya, dan saya mengatakan ini dengan jelas. Jika ini terjadi, yang terjadi di Sousse. Jika ini terjadi lagi, negara akan runtuh.”
Sebelum meluncurkan serangan di hotel tepi pantai di Sousse, Tunisia, yang menewaskan 38 orang, pelaku penembakan, Seif Rezgui, diketahui sempat dilatih di kamp militan di negara tetangga, Libya.
Dilaporkan Reuters, penemuan ini disampaikan oleh juru bicara perdana menteri Tunusia, Dafer Neji pada Akhir Juni lalu, setelah tim penyidik melakukan penyelidikan terhadap latar belakang Rezgui.
Tim penyidik menyatakan bahwa Rezgui tengah berada di Libya ketika serangan mematikan sebelumnya terjadi di Museum Bardo di ibu kota Tunis pada Maret lalu. Serangan itu menewaskan 21 wisatawan asing.
Rezgui, 23, seorang mahasiswa teknik elektro, berhasil ditembak hingga tewas oleh aparat keamanan ketika serangan tersebut terjadi pada Jumat (26/6). Jasadnya terlihat tergeletak sembari masih menggenggam senapan Kalashnikov. Terdapat pula sejumlah bahan peledak di tubuhnya.
(sip)