Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelum meluncurkan serangan di hotel tepi pantai di Sousse, Tunisia, yang menewaskan 39 orang, pelaku penembakan, Seif Rezgui, diketahui sempat dilatih di kamp militan di negara tetangga, Libya.
Dilaporkan Reuters, penemuan ini disampaikan oleh juru bicara perdana menteri Tunusia, Dafer Neji pada Selasa (30/6), setelah tim penyidik melakukan penyelidikan terhadap latar belakang Rezgui.
(
Baca juga: Penembak Turis di Tunisia Sempat Berperilaku Aneh)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim penyidik menyatakan bahwa Rezgui tengah berada di Libya ketika serangan mematikan sebelumnya terjadi di Museum Bardo di ibu kota Tunis pada Maret lalu. Serangan itu menewaskan 21 wisatawan asing.
Rezgui, 23, seorang mahasiswa teknik elektro, berhasil ditembak hingga tewas oleh aparat keamanan ketika serangan tersebut terjadi pada Jumat (26/6). Jasadnya terlihat tergeletak sembari masih menggenggam senapan Kalashnikov. Terdapat pula sejumlah bahan peledak di tubuhnya.
Kala itu, Rezgui mengenakan celana pendek dan berupaya menyamar sebagai turis. Rezgui melepaskan serentetan tembakan secara mendadak dari senjata yang disembunyikannya di balik payung.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tunisia, Mohammed Ali Aroui, menyatakan bahwa Rezgui merupakan mahasiswa yang kini tengah mengambil gelar master di fakultas teknik di sebuah universitas di kota Kairouan yang dekat dengan lokasi kejadian.
Hingga saat ini, korban tewas mencapai setidaknya 39 orang, termasuk warga Inggris, Jerman, dan Belgia. (
Baca juga: Ribuan Wisatawan Eropa Dievakuasi dari Tunisia)
Kelompok militan ISIS, yang mengklaim Rezgui sebagai anggotanya bernama Abu Yahya al-Qayrawani, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Meski demikian, klaim tersebut belum mendapat konfirmasi dari pihak berwenang Tunisia.
(ama/ama)