Jakarta, CNN Indonesia -- Rekaman video yang memperlihatkan pelaku penembakan di hotel tepi pantai, Saif Rezgui tengah melakukan
breakdance tersebar secara daring di sejumlah media Arab, beberapa hari setelah penembakan yang menewaskan 39 orang itu.
(Baca juga:
Sektor Wisata Tunisia Kehilangan Rp6,6 Triliun Pasca Serangan)
Dilaporkan Al-Arabiya, Rezgui, yang berhasil ditembak mati polisi di lokasi kejadian, terlihat dalam video tengah melakukan
breakdance dengan iringan lagu Perancis berjudul 'Alors on Dance'. Namun, hingga saat ini, Al-Arabiya belum dapat mengkonfirmasi keaslian video tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rezgui, mahasiswa teknik elektro berusia 23 tahun ini memang hampir tidak pernah menunjukkan tanda-tanda teradikalisasi.
Jumat (26/6) lalu, Rezgui menyamar sebagai turis, mengenakan celana pendek dan secara tiba-tiba melepaskan serentetan tembakan dari senjata yang dia sembunyikan di dalam payung.
Puluhan wisatawan asing yang tengah berlibur pantai dan kolam berenang hotel tewas, sementara puluhan lainnya terluka. Sebagian besar dari 39 korban tewas dalam tersebut merupakan warga negara Inggris.
Serangan ini merupakan serangan terbesar kedua setelah serangan penembakan di Museum Bardo di ibu kota Tunisia yang menewaskan 21 orang. Semenjak serangan tersebut, ribuan wisatawan berbondong-bondong meninggalkan Tunisia.
Dua serangan besar dalam kurun waktu tidak sampai satu tahun telah memukul sektor parisiwisata Tunisia, yang merupakan salah satu penyumbang keuangan negara terbesar.
Sektor pariwisata Tunisia diperkirakan kehilangan setidaknya US$515 juta atau sekitar Rp6,6 triliun. Jumlah tersebut merupakan seperempat dari pendapatan total pariwisata tahunan Tunisia.
Tunisia yang terletak di Afrika Utara ini memperoleh pendapatan sebesar US$1,95 triliun dari sektor pariwisata tahun lalu. Sektor ini menyumbang tujuh persen dari produk domestik bruto, atau PDB, dan merupakan sumber utama mata uang asing dan lapangan kerja bagi Tunisia.Sesaat setelah serangan, kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Meski demikian, pihak berewenang menyatakan pelaku tidak berada dalam radar terduga militan.
Sumber yang diterima Reuters menyatakan Rezgui telah teradikalisasi selama enam bulan terakhir. Para penyidik juga masih menyelidiki apakah Rezgui pernah pengikuti pelatihan di kamp jihad di Libya.
(ama/ama)