Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS membantah laporan yang menyebutkan bahwa komandan mereka di Afghanistan dan Pakistan, Hafiz Saeed Khan tewas akibat serangan pesawat nirawak di wilayah timur Afghanistan. Untuk membantah laporan ini, ISIS merilis rekaman audio berisikan suara Saeed.
Dilaporkan Reuters, rekaman suara tersebut diunggah dalam sebuah situs ISIS pada Senin (13/7) atau dua hari setelah badan intelijen Afghanistan menyatakan Saeed tewas dalam serangan udara koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat.
(Baca juga:
Pemimpin ISIS di Afghanistan Tewas Akibat Serangan Udara AS)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, Reuters belum dapat mengkonfirmasi keaslian dari rekaman suara yang diklaim berisi pesan dari Saeed tersebut.
Saeed, merupakan seorang warga Pakistani, yang dilaporkan tewas dalam serangan di distrik Achin di Provinsi Nangarhar pada Jumat (10/7) tengah malam, menurut badan intel Afghanistan.
Sebelumnya berjuang bersama Taliban selama satu tahun, Saeed berbaiat setia kepada ISIS di Afghanistan.
Saeed merupkan salah satu komandan ISIS yang ditargetkan dalam koalisi serangan udara internasional melawan ISIS. Sebelumnya, tiga komandan tinggi ISIS tewas di wilayah yang sama hanya dalam jangka satu pekan, termasuk Shahidullah Shahid dan Gul Zaman.
Setelah memukul mundur geriltawan Taliban, jihadis ISIS memperlebar kekuasaan di Provinsi Nangarhar, yang berbatasan dengan Pakistan.
Distrik Achin sendiri telah berhasil dikuasai ISIS sejak bulan lalu, setelah bertempur sengit dengan Taliban.
Laporan intelijen Afghanistan sebelumnya menyebutkan bahwa mereka telah memberikan informasi soal Saeed kepada militer Amerika Serikat.
Juru bicara Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan (NDS), Asib Sediqqi menegaskan bahwa jasad pria berusia 65 tahun telah dikonfirmasi oleh pasukan keamanan setempat.
Hafiz Saeed merupakan mantan petinggi Taliban cabang Pakistan. Ia kemudian mengungkapkan janji kesetiaan kepada ISIS pada Oktober 2014 setelah berselisih pandangan dengan pemimpin Taliban.
Bersama dengan mantan Taliban lainnya, ia mendeklarasikan lembah pegunungan Tirah di barat laut Pakistan sebagai markas besarnya. Namun, ia kemudian melarikan diri melintasi perbatasan ke Nangarhar di Afghanistan ketika militer Pakistan melancarkan serangan di pangkalan itu.
(ama/stu)