Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Austria, Sebastian Kurz, berencana untuk mengunjungi Iran pada September mendatang, tak lama berselang setelah tercapainya kesepakatan nuklir Iran di Wina.
"Saya akan menemani presiden federal pada kunjungannya ke Iran pada September," kata Kurz dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik, radio ORF pada Sabtu (18/7).
Presiden federal Austria, Heinz Fischer, yang memiliki peran seremonial, menerima undangan ke Iran lebih dari setahun yang lalu. Ini akan menjadi perjalanan pertama kepala negara dari negara Barat ke Iran setelah bertahun-tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang juru bicara Fischer mengatakan tidak ada tanggal yang pasti untuk perjalanan ini, menambahkan bahwa waktu kunjungan kemungkinan akan diumumkan minggu depan.
Fischer sebelumnya telah mengisyaratkan perjalanan Iran itu akan terjadi tahun ini.
Austria, anggota Uni Eropa yang netral, adalah jembatan untuk Iran ke Eropa selama berabad-abad. Wina juga merupakan basis bagi Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang bertugas memantau dan memverifikasi bahwa Iran mematuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan.
Perjanjian di Wina menyebutkan jika Iran mematuhi perjanjian, maka berbagai sanksi yang diberlakukan oleh PBB, Uni Eropa dan Amerika Serikat akan dicabut.
(stu)