Crimea, CNN Indonesia -- Sejumlah anggota parlemen Perancis mengakui bahwa Crimea adalah 'bagian' dari Rusia jika melihat lebih dalam mengenai sejarah, budaya dan demografi daerah ini.
Diberitakan Sputniknews, Rabu (22/7), delegasi parlemen Perancis yang dipimpin oleh mantan Menteri Transportasi, Thierry Mariani, melakukan kunjungan ke semenanjung Laut Hitam.
Selama ini, informasi mengenai Crimea terlalu terbatas dan bahkan hanya dipublikasikan secara sepihak. Atas dasar itu, delegasi Perancis ini melakukan kunjungan ke Crimea untuk melihat secara langsung kondisi di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Delegasi Perancis ini bisa dikatakan menjadi yang pertama melakukan kunjungan ke Crimea. Sebelumnya, belum pernah ada kelompok politisi Barat dalam jumlah besar yang mengunjungi Crimea setelah aneksasi Rusia pada Maret 2014. Saat itu, sebanyak 96 persen warga Crimea menyatakan setuju untuk kembali bergabung bersama Rusia melalui sebuah referendum.
"Kami mengunjungi Crimea untuk membuat sebuah sikap politik. Ada sudut pandang resmi dari pemerintah Perancis, tetapi beberapa dari anggota parlemen kami tidak setuju dengan pendapat itu," ujar Mariani.
"Kalian bisa mengutip apapun, namun sejarah, tradisi dan budaya adalah yang lebih berpotensi dari pernyataan apapun. Tanpa memperhatikan apapun, semua orang akan mengerti bahwa Crimea adalah Rusia dan cepat atau lambat komunitas internasional akan menerima fakta ini," lanjutnya.
Menurut Mariani, Perancis secara tegas menyatakan kunjungan ke Crimea melawan sikap resmi pemerintah. "Kami sangat memahami itu. Pandangan kami mewakili beberapa anggota parlemen dan sebagian besar warga (Perancis)," ujarnya.
Selain melihat kondisi Crimea, kunjungan ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antara para pengusaha Perancis dan Rusia yang merasa merugi akibat implementasi sanksi terhadap Moskow yang dikeluarkan oleh Barat.
Barat mengeluarkan sanksi ekonomi terhadap Rusia, menyusul krisis Ukraina dan menuduh Rusia bertanggung jawab atas krisis tersebut.
"Semua orang tahu tekanan yang diberikan oleh Amerika dan beberapa negara Eropa untuk mencegah kerja sama aktif antara pengusaha Perancis dan Rusia," ujar Mariani. Ia menambahkan pihaknya akan mencari cara untuk menyatukan kembali hubungan bisnis kedua negara.
Ketua Komite Hubungan Internasional di Dewan Duma Rusia, Alexei Pushkov menyebut kunjungan anggota parlemen Perancis ini adalah sebuah terobosan. Hal ini juga menunjukan bahwa masih ada negara Eropa yang tidak ingin berselisih dengan Rusia dan mencari pemahaman tentang bagaimana pemikiran orang-orang di Crimea yang setuju bergabung kembali dengan Rusia.
Setelah Crimea, delegasi Perancis ini dijadwalkan juga akan mengunjungi majelis tingkat rendah Rusia di Moskow pada 23 Juli, dilanjutkan ke Istana Kepresidenan Kremlin pada 25 Juli.
(den)