Israel Akan Bangun 300 Rumah di Tepi Barat

Fadli Adzani/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jul 2015 10:12 WIB
Israel akan segera membangun 300 rumah di Tepi Barat, dan sekaligus menyetujui pembangunan 413 lainnya di Yerusalem Timur.
Di masa lalu, pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina yang dicaplok pada 1967 selalu meningkatkan tensi konflik Israel-Palestina, sekaligus menimbulkan kecaman dari dunia internasional. (Reuters/Ronen Zvulun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Israel telah memberi persetujuan terakhir untuk membangun 300 rumah baru di permukiman Yahudi di Tepi Barat pada Rabu (29/7), sekaligus memerintahkan untuk menghancurkan dua blok apartemen di lokasi yang sama.

Puluhan pemukim Yahudi telah berkumpul selama beberapa hari di pemukiman Beit El untuk memprotes penghancuran, namun Mahkamah Agung Israel mengatakan bahwa dua blok apartemen tersebut dibangun secara ilegal.

Siaran langsung televisi Israel dari wilayah Beit El menunjukkan pemukim, yang sebelumnya bentrok dengan polisi, hanya bisa terdiam melihat mesin pengeruk menghancurkan apartemen mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai kompensasi penghancuran, kaum ultra-nasionalis dalam koalisi pemerintahan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk melaksanakan proyek 300 rumah di wilayah berbeda di tanah permukiman.  Permukiman ini berada di dekat kota Palestina di Tepi Barat, Ramallah.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor PM Israel mengatakan bahwa pembangunan segera 300 rumah ini telah disetujui. Pernyataan itu menambahkan, persetujuan juga sudah diberikan terkait perencanaan pembangunan 413 rumah di wilayah Yerusalem Timur.

Israel merebut wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur dari Palestina, pada 1967 saat perang Timur Tengah. Banyak negara di dunia mengatakan bahwa pencaplokan kedua wilayah tersebut adalah ilegal.

Amerika Serikat mengatakan mereka “sangat prihatin” atas keputusan Israel untuk membangun perumahan baru di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

“Perluasan permukiman mengancam solusi dua negara dan menimbulkan pertanyaan atas komitmen Israel terhadap negosiasi resolusi konflik,” bunyi pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER