Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengadakan pertemuan dengan para pendukungnya di rumahnya di Washington untuk mempertimbangkan kemungkinan pencalonan dirinya dalam pemilu presiden AS 2016. Jika benar mencalonkan diri, Biden disebut-sebut sebagai rival utama Hillary Clinton dalam bursa calon presiden AS dari Partai Demokrat
Dilaporkan New York Times pada Sabtu (1/8), Biden, 72, mempertimbangkan pencalonan dirinya setelah terinsipirasi dari semangat putranya, Beau Biden, 46, yang meninggal pada akhir Mei lalu karena menderita kanker otak.
Biden sebelumnya telah menyatakan secara terbuka bahwa dia akan membuat keputusan terkait maju atau tidaknya dia dalam pemilu 2016, pada akhir musim panas tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, New York Times melaporkan bahwa sang wakil presiden dan rekan-rekannya tengah aktif mengeksplorasi kemungkinan untuk turut bertarung memperebutkan kursi kepresidenan AS.
Mengutip beberapa sumber yang telah berbicara dengan Biden dan para penasihatnya, New York Times melaporkan bahwa Biden telah menghubungi sejumlah pejabat Partai Demokrat dan para pendonor yang tidak mendukung Clinton, mantan menteri luar negeri AS yang telah menyatakan akan mencalonkan diri.
Dalam laporannya, New York Times memaparkan Biden berupaya menjaring pejabat Demokrat yang tidak yakin akan peluang yang dimiliki Clinton untuk memenangi pemilu. (
Baca juga: Jika Bukan Hillary Clinton, Lalu Siapa?)
"Biden menggelar pertemuan di kediamannya di Washington untuk mengeksplorasi ide bersaing dengan Hillary di Iowa dan New Hampshire," tulis Kolumnis New York Times, Maureen Dowd.
Surat kabar itu menyatakan bahwa kepala staf Biden, Steve Ricchetti, mulai berbicara dengan pendukungnya terkait kemungkinan pencalonan diri Biden bahkan sejak beberapa bulan sebelum Beau Biden meninggal.
Dowd mengutip percakapan Beau, mantan jaksa agung dari Delaware yang mencoba membujuk ayahnya untuk mencalonkan diri. Selain Beau, putra bungsu Biden, Hunter juga mendukung ayahnya untuk mencalonkan diri.
"Dia begitu dekat dengan Beau dan peristiwa ini begitu memilukan, terus terang, saya pikir awalnya dia tidak akan sampai hati," kata Michael Thornton, seorang pengacara yang berbasis di Boston dan merupakan pendukung Biden.
"Tapi saya sudah melihat indikasi bahwa Biden mungkin mempertimbangkan keinginan putranya," kata Thornton.
Sementara, media AS lainnya, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada bulan lalu bahwa John Cooper, pengumpul dana dalam tim sukses kampanye presiden Barack Obama yang sukses, telah bergabung dengan Draft Biden 2016 Super PAC, tim sukses yang mencari nominasi untuk Biden dari Partai Demokrat.
Dalam laporan WSJ, Cooper menyatakan bahwa Biden, yang telah mencoba mencalonkan diri pada 1988 dan 2008, kemungkinan besar akan kembali mencalonkan diri untuk pemilu 2016.
Dowd, yang kerap meluncurkan kritik terhadap Clinton dan suaminya, mantan Presiden Bill Clinton, menyatakan keputusannya bergabung dengan kampanye Biden akan memperumit hubungannya dengan Hillary Clinton yang selama ini terjalin baik.
Dowd juga menghormati pandangan bahwa Partai Demokrat ingin menempatkan seorang wanita di Gedung Putih.
Hingga berita ini ditulis, Gedung Putih belum memberikan komentar atas rencana pencalonan diri Biden.
"Saat ini Biden dan keluarganya tengah melewati masa sulit. Wakil presiden memfokuskan diri pada keluarganya dan tenggalam dalam tugas-tugasnya sebagai wakil presiden," ujar seorang juru bicara Biden yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari New York Times.
(ama/ama)