Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper, mengatakan bahwa ia akan melarang warga Kanada bepergian ke wilayah yang dikendalikan kelompok-kelompok teroris, seperti ISIS, jika ia kembali terpilih pada pemilihan berikutnya.
Ia menambahkan adanya kebutuhan untuk menghentikan aliran pejuang ekstremis untuk masuk dan keluar Kanada. Harper dan pemerintahan Konservatifnya akan membuat kategori baru atas wilayah yang dilarang dikunjungi.
Wilayah yang dimaksud akan mencakup negara-negara asing dimana entitas seperti ISIS terlibat dalam kegiatan perekrutan dan pelatihan militannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pada akhirnya, beberapa dari mereka akan mencoba kembali ke rumah, dengan membawa apapun yang mereka terima dalam pelatihan teroris untuk menjadi ancaman langsung terhadap negara ini," kata Harper di Ottawa pada Minggu (9/8).
Negara Islam, atau yang dikenal sebagai ISIS atau ISIL, telah mendeklarasikan kekhalifahan Islam di Suriah dan Irak sejak musim panas 2014. Sementara itu, Kanada menjadi bagian dari koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat yang menggempur ISIS di Suriah maupun Irak sejak tahun lalu.
Harper menekankan pengecualian terhadap rancangan undang-undang terbaru ini akan diberikan kepada pekerja kemanusiaan, diplomat dan jurnalis.
Jajak pendapat terbaru menunjukan bahwa Partai Konservatif yang masih berkuasa, sedikit tertinggal dari partai oposisi, yakni Partai Demokrat Baru, menjelang pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada 19 Oktober.
Sebelumnya, Partai Konservatif mengambil tindakan keras dalam masalah keamanan menyusul terbunuhnya dua tentara oleh orang Muslim dalam serangan terpisah di Kanada pada Oktober tahun lalu.
Partai Konservatif mengeluarkan UU yang memberikan wewenang lebih pada polisi dan badan keamanan lainnya untuk menghentikan orang-orang pergi ke luar negeri dan bergabung dengan ISIS atau pergerakan serupa.
(stu)