Kairo, CNN Indonesia -- Gelombang panas menyerang Mesir dan menewaskan 21 orang. Sebanyak 66 orang lainnya dirawat di rumah sakit akibat dehidrasi dan terkena sengatan panas seiring suhu dan kelembaban yang tinggi di beberapa bagian negara itu.
Diberitakan Al-Arabiya, Senin (10/8), semua korban meninggal pada Minggu lalu saat temperatur mencapai 47 derajat Celcius. Kondisi ini diperparah dengan tingkat kelembaban yang meningkat.
Sebanyak 15 orang meninggal di Kairo, empat di Qalibiya, dan dua di Qena, seperti disampaikan Kementerian Kesehatan Mesir. Semua yang meninggal, di antaranya enam wanita, berusia di atas 60 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 66 orang dilarikan ke rumah sakit, sebanyak 37 di antaranya masih dalam pengawasan ketat tim medis.
"Ada peningkatan temperatur yang tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya. Tapi masalah yang terbesar adalah kelembaban. Terpapar matahari dalam waktu lama adalah pembunuhnya," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Hossam Abdel Ghaffar.
Pejabat Badan Meteorologi Mesir Waheed Soudi mengatakan bahwa suhu di ibukota dan beberapa wilayah di negara itu lebih tinggi dari rata-rata,
"Temperatur lebih tinggi lima hingga empat derajat dari biasanya dan kelembaban sangat tinggi bulan ini," kata Soudi.
Dia melanjutkan, suhu puncak di bawah naungan bayangan mencapai 38 derajat Celcius pada Minggu lalu. "Ini artinya suhu mencapai 47 derajat di bawah matahari atau di tempat berventilasi buruk," ujar dia,
Walau suhu di Mesir biasa mencapai lebih dari 30 derajat, namun sangat jarang tingkat kelembaban juga meningkat di tengah cuaca panas.
(den)