China Larang 120 Lagu Beredar di Internet

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2015 16:40 WIB
China menginstruksikan 120 lagu ditarik dari internet, karena dinilai mempromosikan konten cabul, kekerasan dan melanggar hukum.
Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, China menerapkan sistem kontrol yang ketat, dengan pemblokiran sejumlah situs media sosial terkenal seperti Twitter dan Facebook. (Reuters/Government Information Bureau of the MSAR)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China pada Senin (10/8) menginstruksikan 120 lagu ditarik dari internet, termasuk lagu berjudul "Don't Want to Go to School" and "All Must Die", karena lagu tersebut dinilai mempromosikan seks, kekerasan dan berupaya "memicu pelanggaran hukum."

Dilansir dari Channel NewsAsia, Kementerian Kebudayaan China menyatakan bahwa tidak ada individu atau organisasi yang diperbolehkan untuk menyediakan lagu tersebut karena sarat dengan "konten cabul, kekerasan, kejahatan atau merugikan moralitas sosial."

Sebagian besar lagu yang masuk dalam daftar hitam tersebut dinyanyikan oleh penyanyi dan band yang tidak terkenal, namun memiliki nama yang mencolok, seperti "No Money No Friend" dan "Suicide Diary", dan nama-nama yang memang menunjukkan gambaran cabul dan kekerasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Kebudayaan China juga memaparkan bahwa lagu-lagu tersebut harus dapat disensor oleh para penyedia konten internet, yang harus dapat "menghapus produk tersebut, menyadari peraturan dan meningkatkan layanan mereka."

Siapa pun yang tidak mematuhi peraturan ini akan dihukum berat sesuai dengan hukum yang berlaku di China.

Partai Komunis China mengawasi sistem sensor yang luas, yang dijuluki Great Firewall, dan dengan agrasif memblokir situs yang menghadirkan konten dan komentar yang dianggap berisi pornografi, kekerasan atau sensitif secara politis.

Akibatnya, sejumlah situs jejaring sosial populer seperti Facebook dan Twitter, atau penyedia video seperti YouTube, tidak dapat diakses di negara ini.

Beberapa media Barat, termasuk New York Times, Wall Street Journal dan Bloomberg, juga sempat menuduh Beijing memblokir akses ke situs mereka di masa lalu. (ama/ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER