Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura tengah diselimuti suka cita. Setelah 50 tahun resmi mendeklarasikan kemerdekaan, Singapura cukup sukses membuktikan kepada dunia kemahiran mereka beranjak dari negara dunia ketiga menjadi negara maju yang diperhitungkan.
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar mengatakan perjalanan Singapura ini tak lepas dari peran bapak pembangunan mereka, Lee Kuan Yew. Lee begitu percaya akan pemerintahan bersih dan bebas korupsi, serta sistem pemerintahan yang berdasar pada meritokrasi tanpa pandang ras, bahasa dan agama.
"Bagi saya, cerita Singapura terkait erat dengan beliau. Meski beliau tidak ada lagi di sini untuk merayakan HUT Singapura ke-50 dengan kami, saya yakin cita-cita dan nilai-nilai yang diperjuangkan beliau akan terus membimbing dan menginspirasi warga Singapura," ujar Nayar dalam pidato sambutan HUT Singapura ke-50 di Jakarta, Rabu (12/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lee adalah perdana menteri pertama Singapura. Lahir pada 1923 dari generasi ketiga imigran Tionghoa di Semenanjung Malaya, Lee bekerja begitu keras demi kemakmuran warga.
Usai berpisah dengan Malaysia pada 1965, Singapura berupaya untuk mandiri meski tidak memiliki sumber daya yang kaya raya. Menjadi sebuah kota pelabuhan dari era kolonial yang tak punya daerah penyangga penghasil produk pangan ataupun sumber air, negara ini terpaksa harus bergantung pada Johor, negara bagian Malaysia.
Lee begitu keras mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakat Singapura. Ia tak memberi tempat bagi oposisi, menekan partai politik, hingga mengendalikan media. Ia menciptakan berbagai macam tata tertib, salah satunya: melarang warganya mengunyah permen karet.
Bukan tanpa hasil. Dari rentang waktu 1966 ke 2013, produk domestik bruto (PDB) riil per kapita Singapura tumbuh lima belas kali lipat, tiga kali lebih cepat dari Amerika Serikat, dan terbesar ketujuh di dunia. Kini, satu dari enam keluarga di Singapura dilaporkan memiliki tabungan sebesar US$1 juta.
Tak hanya itu, Lee juga berhasil membangun sejumlah perusahaan negara dan menjadikannya setara dengan perusahaan swasta global. Misalnya saja, ia memajukan perusahaan holding negara, Temasek, yang mengendalikan modal sejumlah bank sampai dengan perusahaan semi konduktor. Kini, Temasek mengendalikan modal hingga lebih dari US$200 miliar.
Pada 23 Maret lalu, Singapura kehilangan bapak besar mereka, Lee Kuan Yew. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian sang pahlawan tersebut akibat sakit pneumonia.
"Lee bukan saja seorang pemimpin Singapura. Beliau juga menjalin hubungan erat dengan para pemimpin Asia Tenggara dan melakukan kerja sama dengan mereka," ujar Nayar.
Peringatan HUT Singapura ke-50 di Hotel Shangri La Jakarta ini berlangsung cukup meriah. Setidaknya seribu undangan hadir dalam pesta ulang tahun ini, termasuk pejabat tinggi Indonesia seperti Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri PAN RB Yuddy Chrisnandi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.
(den)