Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 60 orang dilaporkan tewas sementara 200 orang terluka dalam serangan bom pada Kamis (13/8) di distrik Sadr City, Baghdad, Irak. Ini adalah serangan terbesar di Irak sejak Perdana Menteri Haider al-Abadi menjabat setahun lalu.
Lokasi ledakan adalah lingkungan yang mayoritas dihuni kaum Muslim Syiah, dan hingga kini belum ada yang mengklaim bertanggung jawab. Meski begitu, kelompok militan ISIS secara berkala selalu mengirimkan pelaku bom bunuh diri ke ibu kota Irak.
"Sebuah truk pendinhin penuh dengan bahan peledak meledak di dalam pasar Jamila sekitar pukul 06.00 pagi,” kata polisi Muhsin al-Saedi. "Banyak orang tewas dan bagian tubuh terlempar ke atas bangunan di dekatnya."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang saksi Reuters di lokasi melihat buah dan sayuran bercampur darah dan bagian tubuh berserakan di lokasi ledakan.
Pasar Jamila di pinggiran kota Baghad itu adalah salah satu pasar grosir makanan terbesar di ibu kota.
Abadi menjabat musim panas lalu setelah tentara gagal mencegah ISIS mengambil alih kota Mosul. Namun bahkan kini, pemerintah Baghdad masih bergantung pada milisi Syiah untuk mempertahankan ibu kota dan merebut kembali wilayah dari tangan ISIS.
Pasukan keamanan dan kelompok-kelompok milisi saat ini memfokuskan diri untuk mengusir ISIS dari Anbar, provinsi luas yang menjadi pusat Sunni di barat Irak.
(stu)