PBB: Wabah Campak Menginfeksi 20 Ribu Warga di Kongo

CNN Indonesia
Kamis, 13 Agu 2015 17:45 WIB
PBB mengatakan wabah campak di tambang tembaga provinsi Katanga, Kongo, telah menewaskan setidaknya 315 orang serta menginfeksi 20 ribu lainnya.
(Ilustrasi/Reuters/Thomas Peter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (12/8) mengatakan wabah campak di tambang tembaga provinsi Katanga, Republik Demokratik Kongo, telah menewaskan setidaknya 315 orang serta menginfeksi 20 ribu lainnya.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan ratusan kematian lainnya kemungkinan tidak tercatat karena sulitnya akses masuk ke wilayah terpencil.

"Wabah campak di provinsi Katanga semakin memburuk dan meluas," bunyi laporan itu. Dibutuhkan lebih dari US$2,4 juta untuk memberi vaksin kepada warga yang sudah terinfeksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, dalam kurun 2010-2011, terdapat 1.085 orang tewas dari 77 ribu yang terinfeksi wabah campak.

Kawasan industri pertambangan tembaga dan kobalt di provinsi Katanga merupakan yang terbesar di Afrika. Wilayah ini hampir tak tersentuh oleh wabah campak karena terletak ratusan kilometer dari daerah terparah yang terkena wabah campak.

Virus campak yang sangat mudah menular bisa menyebabkan komplikasi mematikan seperti diare, dehidrasi, infeksi pernapasan dan ensefalitis.

Menurut kelompok amal kesehatan Medecins Sans Frontieres (MSF), tingkat kematian akibat campak sangat rendah di negara-negara maju, namun bisa naik hingga 20 persen di negara-negara miskin.

Dibutuhkan sekitar US$1 juta untuk mendanai negara-negara berkembang agar dapat memberikan vaksin campak kepada anak-anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada November lalu memperingatkan bahwa progres dalam menghilangkan campak di seluruh dunia telah terhenti karena kurangnya vaksin.

Di Kongo, akses untuk kesehatan sangat sulit, membuat negara ini berada di peringkat 186 dari 187 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER