Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah ledakan kembali menguncang Tianjin, China, pada Sabtu (15/8) di lokasi ledakan yang sama dengan ledakan yang terjadi pada Rabu (12/8) malam. Petugas bersenjata mengevakuasi seluruh warga dalam radius 3 km, untuk mengantisipasi keadaan.
Dilaporkan
CNN, mengutip kantor berita Xinhua, kobaran api terlihat dari lokasi kejadian, disertai dengan asap pekat yang membumbung tinggi.
Beijing News melaporkan ratusan warga yang sebelumnya dievakuasi di tempat penampungan sementara di gedung sekolah dasar yang berdekatan dengan lokasi kejadian juga dipindahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kobaran api terlihat pada Sabtu pukul 11.40 siang di lokasi ledakan di gudang di kawasan industri pelabuhan Tianjin. Tujuh hingga delapan ledakan terdengar dari setidaknya tiga lokasi terpisah.
Pada pukul 11 siang, petugas kepolisian setempat menyatakan mereka menerima perintah untuk mengevakuasi warga yang berada dalam radius 2-3 km.
"Tidak boleh ada warga atau kendaraan yang diizinkan dalam radius tersebut," kata polisi setempat, dikutip dari Beijing News.
Sumber kepolisian juga menyatakan bahwa natrium sianida ditemukan di dalam gudang tersebut. Para ahli kini tengah menangani bahan kimia tersebut, sementara evakuasi terus dilakukan.
Menanti kepastianSementara, kemarahan terlihat jelas di wajah para keluarga korban petugas pemadam kebakaran yang hilang. Keluarga korban mengkritik lambannya penanganan ledakan ini, serta tidak akuratnya informasi yang diberikan.
"Mengapa hanya nama-nama petugas pemadam kebakaran reguler yang berada dalam daftar korban tewas atau hilang? Mengapa nama karyawan kontrak tidak ada?," ujar seorang wanita yang merupakan keluarga dari petugas pemadam kebakaran yang hilang, dikutip dari The Guardian.
"Keluarga dari tim pemadam kebakaran 5 belum menerima kabar apapun," katanya melanjutkan.
"Mereka baru berusia 18, 19 tahun. Yang tertua baru berusia 20 tahun. Mereka hanyalah anak-anak," katanya.
Mencoba menenangkan situasi, perwakilan polisi menyatakan bahwa jumlah kematian petugas kepolisian juga belum dilaporkan. "Tidak ada satu pun laporan soal kematian petugas polisi. Padahal seluruh polisi dari stasiun kami telah tiada," kata perwakilan polisi yang tidak disebutkan namanya.
Biro Gempa Bumi Nasional China yang dikutip CBC melaporkan bahwa dua ledakan yang terjadi pada Rabu (12/8) terjadi dengan jeda hanya 30 detik. Ledakan pertama sama sebanding daya ledak 2,7 ton TNT. Ledakan ini memicu ledakan kedua yang lebih besar lagi yang setara 21 ton TNT.
Hingga kini, pemerintah China masih menyelidiki penyebab ledakan. Sebanyak 217 pakar nuklir dan spesialis biokimia dari militer China telah dikerahkan ke lokasi kejadian.Sebelumnya, pemerintah setempat mengumumkan jumlah korban tewas mencapai 85 orang, sebanyak 21 di antaranya merupakan petugas pemadam kebakaran. Puluhan pemadam kebakaran dilaporkan hilang saat mencoba memadamkan api dari hari pertama terjadi ledakan.
Sementara, 721 korban luka dilarikan di rumah sakit, 25 di antaranya kritis sementara 33 lainnya mendapat perawatan intensif. Sebanyak 40 orang telah dipulangkan dari rumah sakit, menurut data dari Xinhua.
Reporter Beijing News yang berada dekat dengan lokasi kejadian melaporkan bahwa hingga Sabtu (15/8) pagi, kobaran api masih terlihat dan sejumlah ledakan terjadi beberapa kali.
(ama/ama)