UNHCR: Pengungsi di Laut Mediterania Catat Rekor Tertinggi

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Minggu, 16 Agu 2015 04:01 WIB
Badan Pengungsi Persatuan Bangsa Bangsa, UNHCR, menyatakan jumlah pengungsi yang melintasi Laut Mediterania sudah memecahkan rekor tertinggi.
Beberapa bocah asal Suriah dalam Arus Imigran ke Eropa. (REUTERS/Antonio Parrinello)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengungsi Persatuan Bangsa Bangsa, UNHCR, menyatakan jumlah pengungsi yang melintasi Laut Mediterania sudah memecahkan rekor. Dalam enam bulan belakangan, jumlah para imigran korban konflik dan kekerasan di negara mereka masing-masing mencapai titik tertinggi.

Seperti yang diberitakan CNN, dalam enam bulan terakhir, sebanyak 137 ribu orang sudah melakukan perjalanan berbahaya melintasi perairan Mediterania. Angka yang dirilis UNHCR lebih rendah dibandingkan organisasi pemerhati imigran dari Jenewa yang menyebutkan jumlah pengungsi di Mediterania sudah mencapa 250 ribu orang.

Menurut UNHCR, kebanyakan dari para pengungsi melarikan diri dari perang, konflik atau penganiayaan. Tujuan mereka, berdasarkan data adalah Yunani dan Italia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sepertiga dari jumlah pengungsi berasal dari Suriah, Kedua terbanyak umumnya berasal dari Afganistan juga Libya,” kata UNHCR dalam laporannya. Seluruh pelarian itu, menurut António Guterres, Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi, memenuhi syarat untuk jadi pengungsi, artinya layak untuk dirawat dan diselamatkan.

Jumlah pengungsi yang melintas Mediterania pada kurun waktu enam bulan terakhir, berdasar perhitungan UNHCR, berlipat 83 persen dari tahun lalu. Sebelumnya pada 2014, enam bulan pertama jumlah pengungsi yang bertujuan Eropa mencapai 75 ribu orang.

“Dan ini bisa menjadi hanya awal,” ujar prediksi UNHCR.

Sebelumnya, sebuah insiden mengenaskan terjadi di perairan Italia, kemarin. Menurut pemberitaan yang dilansir Reuters, otoritas keamanan laut Italia menemukan 40 orang imigran dari Libya meninggal dalam sebuah kapal nelayan yang terapung di Laut Mediterania. 

Komandan Otoritas Keamanan Laut Italia, Massimo Tozzi mengatakan puluhan jenazah imigran Libya yang bertujuan untuk bersandar di negeri pizza itu ditemukan anak buahnya terendam air, solar dan kotoran manusia. Kesemuanya berada dalam lambung kapal dalam kondisi yang berdesakan. 

“Diperkirakan mereka meninggal lantaran tak kuat menghisap asap dari mesin kapal yang mereka tumpangi,” kata Massimo Tozzi kepada televisi pemerintah Italia. Kabar terakhir menyatakan tujuh jenazah dari kapal sial itu sudah di evakuasi sementara sisanya bersama ratusan imigran lainnnya masih berada di dalam kapal. 

Kepala SAR Italia Laksamana Pierpaolo Libuffo menyebutkan di dalam kapal didapati 312 imigran, termasuk 45 perempuan dan tiga bocah. Bagi mereka pemerintah Italia kini terus mengupayakan evakuasi. Sedangkan perahu nelayan pengangkut imigran sekarang sedang ditarik ke pulau Lampedusa Italia.

Insiden ini merupakan kejadian fatal kedua bagi para imigran asal Libya di Laut Mediterania pekan ini. Selasa lalu, sekitar 50 imigran hilang ketika sebuah perahu karet yang dipakai oleh mereka untuk menyeberang terbalik dan tenggelam di Laut Mediterania.

Hingga kini sekitar 2.000 migran telah diselamatkan. Berdasarkan data sampai hari ini, tercatat sudah 200 imigran tewas akibat pelayaran yang tak aman dalam sebulan. Laut Mediterania telah menjadi titik persimpangan paling mematikan di dunia bagi migran. “Lebih dari 100.000 telah tiba di Italia tahun ini, kata Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano.
(sip)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER