Tokyo, CNN Indonesia -- Jepang memprotes kunjungan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev ke satu ari empat pulau di Laut Pasifik yang diperebutkan dan membuat hubungan kedua negara tegang sejak Perang Dunia II berakhir.
Perselisihan atas wilayah yang telah berlangsung selama beberapa dekade bisa membuyarkan upaya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk tetap bersahabat dengan Rusia yang kaya dengan sumber alam dan tetap membuka pintu bagi perundingan meski ada krisis Ukraina.
Kepulauan itu dikenal di Rusia sebagai Kurile Selatan dan disebut sebagai Wilayah Utara oleh Jepang. Rusia merebut wilayah itu di hari-hari terakhir Perang Dunia II dan perselisihan itu menyebabkan kedua negara tidak menandatangani traktat perdamaian resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Medvedev mengunjungi pulau Iturup pada Sabtu (22/8), pejabat senior kementerian luar negeri Jepang Hajime Hayashi mengajukan protes kepada dutabesar Rusia untuk Jepang, Evgeny Afanasiev melalui telepon.
Harian Nikkei melaporkan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida akan menunda kunjungan ke Rusia yang direncanakan akhir bulan Agustus, namun tidak ada rinciannya.
Kantor berita Kyodo menyebutkan, Jepang sebelumnya berharap Presiden Rusia Vladimir Putin akan menghadiri pertemuan puncak dengan Abe tahun ini.
Sementara itu di pulau Iturup, Medvedev mengatakan sikap Jepang itu tidak akan menghentikan kunjungan semacam itu.
“Posisi kita sederhana: Kami ingin bersahabat dengan Jepang. Jepang tetangga kami. Kami bersikap baik terhadap Jepang, tetapi jangan hubungkan itu dengan kepulauan Kurile yang merupakan bagian dari Federasi Rusia,” kata Medvedev.
“Oleh karena itu kami telah berkunjung, kami sekarang berkunjung dan kami akan terus berkunjung ke Kurile.”
Medvedev menekankan rencana pembangunan ekonomi bagi wilayah yang berpotensi kaya dengan minyak dan gas, serta mengundang investor asing.
“Jika itu adalah tetangga kita Jepang, tidak apa-apa. Jika investori itu dari Korea atau China, juga tidak apa-apa,” katanya. “Siapa yang datang lebih dahulu akan mendapat keuntungan.”
Rusia memerintahkan percepatan pembangunan fasilitas militer di pulau yang diperebutkan itu pada Juni setelah Putin mengatakan di bulan April bahwa dia siap membicarakan masalah itu dan menyalahkan Jepang terkait minimnya dialog.
Pada Sabtu, Rusia juga merilis resolusi pemerintah yang menekankan kembali klaim negara itu atas dasar laut dan sumber alam di bagian tengah Laut Okhotsk antara Kurile dan daratan Rusia, sehingga wilayah Rusiah bertambah 50 ribu kilometer persegi.
Resolusi ini mengatakan klaim itu telah disetujui oleh satu komisi PBB tahun lalu dan diikuti dengan konsultasi dengan Jepang.
Rusia berencana setidaknya menggandakan aliran minyak dan gas ke Asia dalam 20 tahun ke depan, dan Jepang terpaksa untuk mengimpor bahan bakar dalam jumlah besar untuk mengganti tenaga nuklir setelah reaktor nuklir di tutup akibat bencana Fukushima pada 2011.
(yns)