Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak berwenang Australia mengumumkan bahwa penyelidikan awal puing pesawat Malaysia Airlines MH370 yang dipimpin oleh Perancis telah berakhir. Hal ini meningkatkan harapan bahwa hasil penyelidikan akan dapat memberi informasi baru soal hilangnya pesawat nahas tersebut pada Maret 2014 lalu.
"Tim investigasi Perancis yang memimpin penyelidikan
flaperon pesawat telah merampungkan tahap pertama penyelidikan," bunyi pernyataan dari Biro Keselamatan Transportasi Australia di situs resmi mereka, dikutip dari Reuters.
"Otoritas Perancis akan, setelah berkonsultasi dengan Malaysia, melaporkan hasil penyelidikan pada waktunya," bunyi pernyataan tersebut melanjutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Flaperon yang diselidiki merupakan bagian dari sayap pesawat tipe Boeing 777 yang telah dikonfirmasi milik pesawat MH370 oleh pemerintah Malaysia. Puing tersebut ditemukan pada akhir Juli lalu di Pulau Reunion, sekitar 5.000 km jauhnya dari tempat pesawat itu diduga jatuh.
Biro Keselamatan Transportasi Australia juga menyatakan bahwa para pejabat Australia, Malaysia dan China mengusulkan adanya pertemuan pada awal September di Canberra untuk berbagi informasi dan mendiskusikan rencana pencarian pesawat, "sembari memanfaatkan cuaca yang lebih baik di musim panas."
Pesawat MH370 hilang dari radar pada 8 Maret 2014, dengan membawa 239 penumpang dan awak kapal dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Pesawat ini sebelumnya diyakini jatuh di Samudera Hindia, sebelah barat Australia, namun hingga kini belum ada konfirmasi resmi soal alasan dan bagaimana pesawat itu jatuh, menjadikannya sebagai salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan.
Dua pekan lalu, penyidik Perancis menyatakan bahwa terdapat "dugaan yang sangat kuat" bahwa puing tersebut berasal dari pesawat MH370.
Hingga saat ini, belum jelas kapan pihak berwenang Perancis atau Malaysia akan merilis rincian tentang penyelidikan puing pesawat tersebut. Namun, para ahli investigasi kecelakaan menilai bahwa hasil penyelidikan tersebut akan memberikan informasi yang terbatas terkait hilangnya MH370.
"Hanya konfirmasi yang sangat, sangat terbatas bahwa pesawat tersebut hilang di Samudera Hindia," kata Jean-Paul Troadec, mantan presiden lembaga investigasi kecelakaan Perancis, BEA.
Dia mengatakan flaperon tersebut, meskipun tidak utuh, menunjukkan bahwa pesawat tidak menerjang air dengan kecepatan tinggi. Sebab, jika menerjang air dengan kecepatan tinggi, diperkirakan puing pesawat akan sangat kecil, bukan berupa potongan seperti flaperon tersebut.
(ama/ama)