Singapura, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan langkah untuk membuat perumahan milik pemerintah lebih murah dan meningkatkan usia kembali bekerja bagi manula.
Partai Aksi Rakyat, yang didirikan oleh ayah Perdana Menteri yaitu mendiang Lee Kuan Yew, telah berkuasa di Singapura sejak merdeka, tetapi partai ini memenangkan jumlah suara terendah dalam pemilu 2011 karena banyak warga yang tidak puas dengan biaya hidup dan imigrasi.
“Tidak lama lagi saya akan mengumumkan pemilihan umum untuk meminta mandat dari rakyat, untuk membawa Singapura ke tingkat selanjutnya dalam pembangunan negara kita,” ujar Lee dalam pidato tahunan dalam rangka merayakan Hari Nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jika kalian bangga dengan semua yang kita capai bersama, jika anda mendukung langkah yang akan kita lakukan nanti, masa depan yang akan kita bangun, mohon dukung saya, mohon dukung tim saya.”
Lee Hsien Loong telah menjadi perdana menteri Singapura sejak 2004.
Media dan blog berspekulasi bahwa pemilihan umum akan diumumkan bulan depan karena partai yang berkuasa ini ingin memanfaatkan perayaan 50 tahun kemerdekaan Singapura.
Warisan Lee Kuan Yew, yang meninggal pada 23 Maret dan memimpin kemajuan koloni Inggris yang terbelakang menjadi pusat perdagangan dan finansial global, masih segar dalam ingatan rakyat negara itu.
Lee mengatakan pemerintahnya akan menerapkan skema perumahan pemerintah yang baru bagi warga Singapura yang akan membeli rumah untuk kedua kali, dan juga akan membuat warga negara lebih berhak mendapatkan perumahan rakyat dengan meningkatkan pagu pendapatan yang sekarang berlaku.
Langkah ini menambah kebijakan baru pemerintah dalam beberapa tahun terakhir seperti membantu biaya kesehatan bagi kaum manula, menambah pasok perumahan rakyat dan menahan peningkatan harga properti yang sebelumnya terjadi.
Akan tetapi, Lee mengatakan tidak ada pilihan mudah terkait imigrasi.
“Jika kita tutup pintu untuk pekerja asing, perekonomian kita akan hancur,” ujarnya.
Dia mengatakan pemerintah telah memperlambat arus pekerja asing dan memperketat permintaan menjadi penduduk tetap serta warga negara agar warga Singapura mendapat perlakuan adil di tempat kerja.
Langkah mengurangi jumlah pekerja asing ini berhasil menurunkan jumlahnya menjadi 26 ribu tahun lalu yang hanya sepertiga dari angka pada 2011.
Jumlah bayi yang sedikit dan populasi yang semakin tua membuat jumlah warga negara di atas 65 tahun akan berlipat ganda dari 440 ribu saat ini menjadi 900 ribu dalam 15 tahun mendatang.
Lee mengatakan batas usia kaum manula yang ingin kembali bekerja dinaikkaan menjadi 67 dari 65 tahun pada 2017. Dia mengatakan pemerintah akan meningkatkan insentif agar keluarga memiliki lebih banyak anak dengan antara lain memperpanjang cuti kelahiran bagi ayah
“Saat ini ayah hanya mendapat cuti kelahiran selama satu minggu. Menurut saya kaum ayah bisa berbuat lebih. Jadi kami akan menambah cuti itu satu minggu lagi menjadi dua minggu,” kata Lee.
(yns)