Jakarta, CNN Indonesia -- FBI meminta kolektor dan diler seni untuk mewaspadai barang antik yang masuk ke pasar dari kelompok teroris ISIS, yang telah menjarah dan menghancurkan banyak situs arkeologi di Irak dan Suriah.
Dalam peringatan yang diterbitkan Kamis (27/8), FBI mengatakan komunitas seni harus mencoba untuk menghentikan pembelian dan penjualan artefak, jika hasilnya bisa mendukung terorisme.
"Kami sekarang memiliki laporan yang dapat dipercaya bahwa orang Amerika Serikat telah menawarkan kekayaan budaya yang tampaknya telah diambil dari Suriah dan Irak baru-baru ini," kata Bonnie Magness-Gardiner, manajer Program Pencurian Seni FBI dalam sebuah pernyataan, dikutip dari
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FBI memperuntukkan
satu laman web yang berisi imbauan agar diler dan kolektor berhati-hati saat membeli artefak dari wilayah Suriah dan Irak, dan jika mereka membeli sesuatu dari ISIS, maka itu bisa menjadi kejahatan federal.
Departemen Luar Negeri AS telah merilis gambar satelit yang menggambarkan kehancuran skala besar situs sejarah di Suriah akibat perang saudara di negara itu.
ISIS pekan lalu memeenggal seorang ahli arkeologi di situs bersejarah Palmyra di Suriah karena menolak untuk mengungkapkan lokasi artefak. Selang beberapa hari. kelompok teror ISIS meledakkan kuil kuno Baal Shamin yang sudah berusia sekitar 2.000 tahun di Palmyra.
(stu)