Menhan AS: Korea Utara Tak Akan Bisa Kalahkan Korea Selatan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 02 Sep 2015 09:55 WIB
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter menyatakan bahwa Korea Utara akan memiliki kesempatan untuk mengalahkan Korea Selatan, yang menjadi sekutu AS.
Ketegangan kedua Korea mereda setelah kesepakatan terjadi pada pekan lalu, di mana Korea Selatan menghentikan propaganda anti-Pyongyang, sementara Korut meminta maaf atas insiden ranjau darat. (Reuters/the Unification Ministry/Yonhap)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter menyatakan bahwa Korea Utara akan memiliki kesempatan untuk mengalahkan Korea Selatan, yang menjadi sekutu AS dalam konflik di Semenanjung Korea, pada Selasa (1/9).

Ketegangan antar dua negara Korea ini kembali muncul pada bulan lalu, menyusul insiden ranjau darat di perbatasan yang melukai dua tentara Korea Selatan, diduga ditanam oleh Korut.

"Kita perlu memastikan bahwa Korea Utara selalu memahami bahwa setiap provokasi mereka akan kami tangani, dan mereka tidak memiliki peluang untuk mengalahkan kami dan sekutu kami di Korea Selatan," kata Carter, dikutip dari Channel NewsAsia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carter menyebut ketegangan terbaru kedua Korea sebangai insiden yang dapat menyulut peperangan. "Korea adalah salah satu tempat di mana perang dapat meletus kapan saja," ujar Carter.

Militer AS memainkan peran kunci di Semenanjung Korea sejak akhir perang 1950-1953. AS menempatkan sekitar 30 ribu tentaranya secara permanen di Korea Selatan.

Insiden ranjau darat Korut dibalas oleh Korsel dengan meluncurkan propaganda anti-Pyongyang melalui pengeras suara. Korut mengancam akan menyerang Korsel jika propaganda ini tidak dihentikan.

Keadaan mereda setelah kesepakatan kedua Korea terjadi pada pekan lalu. Korea Selatan menghentikan propaganda tersebut, sementara Korut meminta maaf atas insiden ranjau darat.

Kedua Korea juga sepakat mengupayakan reuni warga Korea yang terpisah sejak perang berakhir.

Korsel dan Korut secara teknis masih berperang karena perang periode 1950-1953 diakhiri dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER