Jakarta, CNN Indonesia -- Enam tentara, empat di antaranya dari Amerika Serikat terluka dalam dua ledakan di timur laut Sinai akibat alat peledak yang aktif secara tiba-tiba, Kamis (3/9).
Dikutip dari Channel NewsAsia, Pasukan Multinasional dan Penjaga Perdamaian, MFO, dievakuasi "via udara ke fasilitas medis untuk mendapat perawatan luka yang tidak mengancam jiwa," kata Captain Jeff Davis, juru bicara Pentagon, dalam pernyataan resminya.
Menurut Mayor Roger Cabiness, empat tentara Amerika terkena ledakan kedua saat mereka tengah berusaha menyelamatkan pasukan yang menjadi korban ledakan pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdirinya MFO merupakan hasil dari perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel tahun 1979 dan berbasis di Sinai, semenanjung antara Israel, Jalur Gaza, dan Terusan Suez.
Cabiness menuturkan saat ini ada sekitar 650 tentara AS yang ditugaskan dalam pasukan tersebut.
Sementara Israel menyerukan Mesir untuk menindak pelanggaran hukum yang kian terjadi di Sinai, yang selama ini juga dijadikan tempat persembunyian kelompok jihad melawan Israel.
Kelompok pemberontak Sinai dituding bertanggung jawab terhadap tewasnya 16 tentara perbatasan di Sinai Utara bulan lalu, yang kemudian memicu dikirimnya ratusan tentara beserta kendaraan lapis baja oleh Mesir. Operasi ini merupakan yang terbesar di zona demiliterisasi sejak perang Mesir-Israel tahun 1973.
Cabiness menambahkan, Pentagon kian prihatin terhadap kondisi keamanan yang memburuk di wilayah tersebut.
"Kami mempertimbangkan, bila ada, langkah-langkah tambahan yang mungkin dibutuhkan untuk memastikan proteksi pasukan, termasuk membawa peralatan tambahan jika perlu," ujarnya.
(ama/ama)