Berlin, CNN Indonesia -- Di stasiun kereta Munich, ibu kota negara bagian Bavaria, Jerman, puluhan simpatisan dan aktivis menyambut pada imigran yang baru datang. Sambutan di Jerman sangat berbeda dengan yang mereka terima beberapa hari sebelumnya di Hungaria.
Pemimpin daerah Bavaria, Christoph Hillenbrand, mengatakan dia memperkirakan 13 ribu imigran tiba di Munich pada Minggu, naik dari perkiraan sebelumnya sekitar 11 ribu. Jumlah ini menyusul 6.800 kedatangan pada Sabtu. Hillenbrand mengatakan ia memprediksi sekitar 11 ribu imigran lainnya akan tiba pada Senin (7/9). Munich, menurutnya, segera tak punya kapasitas lagi untuk menampung lebih banyak imigran.
Pihak berwenang di sana menggunakan
showroom mobil bekas dan pusat logistik kereta api sebagai kamp darurat, dan menambahkan lebih 1.000 kasur untuk 2.300 kasur yang sudah tersedia sebelumnya di tempat yang biasanya dijadikan lokasi pameran internasional. Sekitar 4.000 imigran lain dikirim ke wilayah lain di Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Semakin sempit,” kata Hillenbrand kepada wartawan di stasiun kereta api, Minggu.
Keputusan Merkel untuk mengizinkan imigran masuk dilaporkan telah menimbulkan keretakan di koalisi pemerintahannya, banyak yang menuding Merkel telah mengirim “sinyal yang benar-benar salah.”
Sementara Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan keputusan Jerman justru akan meningkatkan arus imigran.
"Selama Austria dan Jerman tidak mengatakan dengan jelas bahwa mereka tidak akan menerima imigran, beberapa juta imigran baru akan datang ke Eropa," katanya kepada media Austria ORF.
Hungaria, titik masuk utama bagi para migran ke batas zona Schengen Eropa, berencana untuk menutup perbatasan mereka dengan pagar tinggi pada 15 September.
Amerika Serikat di lain pihak, berada di bawah tekanan untuk berbuat lebih banyak guna membantu krisis imigran.
David Miliband, kepala Komite Penyelamatan Internasional dan mantan menteri luar negeri Inggris, menyerukan Washington untuk menunjukkan "kepemimpinan yang telah ditampilkan Amerika pada masalah semacam ini” di masa lalu.
 Para imigran menaiki bus untuk menuju Austria dan Jerman dari Hungaria sebelum akhir pekan kemarin. (Reuters/Leonhard Foeger) |
Nol pengungsiDi Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan pemimpin oposisi Isaac Herzog untuk memberikan perlindungan bagi pengungsi Suriah. Kata Netanyahu, negaranya terlalu kecil untuk menampung imigran.
Negara-negara Teluk, seperti Qatar, Kuwait, Bahrain, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga dikritik karena secara resmi menampung nol pengungsi.
Beberapa negara Uni Eropa mengatakan upaya harus difokuskan untuk mengatasi kekerasan di Timur Tengah yang telah menyebabkan jutaan orang melarikan diri.
Perdana Menteri Inggris David Cameron akan mengadakan pemungutan suara di parlemen pada awal Oktober untuk memutuskan apakah akan bergabung dengan koalisi serangan udara pimpinan AS untuk melawan ISIS di Suriah. Perancis juga diberitakan sedang melakukan langkah yang sama.
KewalahanAustria mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya mempertimbangkan untuk mengakhiri pembukaan perbatasan kepada imigran.
“Kami selalu mengatakan bahwa ini adalah kondisi darurat sehingga kita harus beraksi cepat dan manusiawi. Kita telah membantu lebih dari 12 ribu orang dalam situasi akut ini,” kata Kanselir Austria Werner Faymann.
“Kini kita harus bergerak selangkah demi selangkah dari pendekatan darurat menuju normalitas, sesuai dengan hukum dan martabat,” lanjut dia.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Jerman dalam sebuah pernyataan pada Senin menyatakan negara itu tak bisa terus menerus menerima imigran dalam jumlah besar sekaligus seperti yang sekarang terjadi. Jerman juga menyerukan negara Eropa lain untuk bekerja bersama dan berbagi tanggung jawab.
“Jika itu dijamin, maka Jerman bisa meneruskan melakukan bagiannya untuk membantu pencari suaka dalam jumlah besar,” bunyi pernyataan itu, dikutip dari CNN.
Pada akhir pekan kemarin, Jerman menerima total sekitar 18 ribu pengungsi. Diprediksi negara itu akan menerima 800 ribu pengungsi pada tahun ini.
(stu)