Mulai Kampanye, Suu Kyi Serukan Pemilu Myanmar Bebas dan Adil

Melodya Apriliana/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 08 Sep 2015 13:45 WIB
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, mulai berkampanye menuju pemilihan umum pertama setelah berakhirnya kekuasaan junta militer, Senin (8/9).
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, mulai berkampanye menuju pemilihan umum pertama setelah berakhirnya kekuasaan junta militer, Senin (8/9). (Reuters/Cathal McNaughton)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, mulai berkampanye menuju pemilihan umum pertama setelah berakhirnya kekuasaan junta militer, Senin (8/9). Suu Kyi menyebut momen ini akan menjadi titik balik yang amat penting dan menyerukan masyarakat dunia untuk memonitor hasilnya.

Dalam pesan video yang diunggahnya ke halaman Facebook Partai Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, ia mengatakan pemilu 8 November nanti mesti bebas dan adil, namun yang "jauh lebih penting" adalah periode transisi yang mengikutinya.

NLD yang diperkirakan akan memenangkan pemilu, bakal menandakan perpindahan besar pada lanskap politik Myanmar, serta memberi pentas kepada aktivis demokrasi pasca kekuasaan junta militer selama setengah abad yang terhenti pada 2011.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NLD menang mutlak pada pemilu 1990, namun militer tidak mengakuinya.

"Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, rakyat kita akan punya kesempatan untuk membawa perubahanh nyata. Ini adalah kesempatan yang tidak dapat kami lewatkan," ujar Suu Kyi.

"Transisi yang halus dan tenang hampir lebih penting ketimbang pemilu yang bebas dan adil," tambahnya, dengan busana tradisional Burma dan selendang merah muda yang membalut tubuhnya.

Kampanye Suu Kyi dimulai kurang dari sebulan setelah pencopotan calon presiden Shwe Mann dari jabatannya sebagai pemimpin partai penguasa secara paksa oleh Presiden Thein Sein bulan lalu. Selain merupakan ketua parlemen, Mann juga penentang Presiden Thein Sein.

Hubungan Shwe Mann yang dekat dengan Suu Kyi dianggap mencurigakan. Langkah Thein Sein telah memicu kekhawatiran bahwa pemerintahan dan sekutunya akan menolak setiap upaya oposisi, meskipun bila nanti oposisi menang telak.

"Mohon bantu kami dengan memerhatikan apa yang terjadi sebelum, saat, dan terutama setelah pemilu," kata Suu Kyi.

Penerima Nobel ini akan berjumpa dengan pendukungnya pada Kamis nanti di timur wilayah Kayan. Di sana, Sekretaris Kabinet Soe Thein, sang arsitek reformasi ekonomi Presiden Thein Sein, juga tengah maju untuk pemilu.

Penampilan Suu Kyi menunjukkan rasa percaya dirinya bahwa NLD akan mampu mengalahkan pendukung terdekat Presiden dan kekuasaan mereka, Serikat Partai Solidaritas dan Pembangunan, USDP, yang disokong oleh militer.

Pemungutan suara akan menentukan perwakilan dari parlemen bikameral dan dewan regional untuk masa tugas lima tahun.

Dua kandidat presiden akan dinominasikan oleh majelis tinggi dan rendah dan harus mendapatkan suara mayoritas. Militer—yang berada di bawah konstitusi junta dan memegang seperempat kursi—akan menominasikan kandidat ketiga. Selanjutnya, parlemen akan memilih salah satu dari ketiga kandidat tersebut untuk menang dan membentuk pemerintahan.

"Yang menentukan apa yang terjadi selanjutnya di proses reformasi adalah presiden dan administrasinya, bukan partai terbesar di parlemen," kata analis politik independen sekaligus mantan staf PBB di Myanmar, Richard Horsey. "Itulah masalah sebenarnya."

Upaya Suu Kyi benar-benar terhadang untuk menjadi presiden. Sebab meskipun NLD menang, konstitusi Myanmar melarang warga negara yang memiliki suami atau anak berkewarganegaraan asing untuk menjadi presiden. Mendiang suami Suu Kyi berkebangsaan Inggris, begitu pula dua anaknya.

Kekuatan NLD di parlemen akan bergantung pada apakah mereka punya cukup anggota untuk menominasikan kandidat presidennya sendiri. Dengan sedikitnya pendapat dukungan yang kredibel di negara miskin seperti Myanmar, kemungkinan ini belum terlihat jelas.

USDP akan menjadi lawan terbesar NLD. Kelompok ini didominasi militer dan pegawai negeri yang pensiun untuk menjadi kandidat.

Pemilihan umum terkahir di Myanmar diselenggarakan di bawah kekuasaan militer pada 2010. Pemilu itu dikecam secara luas karena dianggap curang demi USDP, berisi sisa-sisa rezim lama dan sekutu bisnis mereka. USDP diperkirakan akan kehilangan banyak kursi pada pemilu kali ini.

Ketika itu, Suu Kyi tengah menjadi tahanan rumah dan partainya tidak ikut ambil bagian, namun ia dibebaskan 6 hari setelahnya. NLD sepakat untuk bergabung dengan sistem kuasi-sipil pada 2012, dan kemudian memenangkan 43 kursi di parlemen.

Suu Kyi menduduki daerah pemilihan Kawhmu, sebelah selatan kota terbesar di Myanmar, Yangon. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER