Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia melaporkan bahwa tingkat penghasilan di sejumlah negara kurang berkembang, yaitu Bangladesh, Kenya, Myanmar dan Tajikistan telah mengalami peningkatan. Sementara, Sudan Selatan justru mengalami penurunan tingkat penghasilan.
Dilaporkan Channel NewsAsia, Bank Dunia pada Kamis (2/7) menempatkan Bangladesh, Kenya, Myanmar dan Tajikistan dalam kategori negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Ini merupakan klasifikasi untuk negara dengan tingkat pendapatan per kapita berkisar antara US$1,046 atau Rp13,9 juta, hingga US$4,125 atau sekitar Rp54,9 juta per tahun.
Ini merupakan peningkatan, karena sebelumnya keempat negara itu berada dalam kategori negara kurang berkembang, atau LDC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (2/7), Bank Dunia menyatakan perubahan klasifikasi ini berdasarkan pada Pendapatan Nasional Kotor, atau GNI, per kapita keempat negara tersebut.
Peningkatan pendaatan juga terjadi di Mongolia dan Paraguay, yang sebelumnya berada dalam klasifikasi negara dengan penghasilan menengah ke bawah, sekarang naik menjadi negara dengan penghasilan menengah ke atas, dengan perkiraan penghasilan berkisar antara US$4,126 (Rp54,9 juta) sampai US$12,735 (Rp169,5 juta) per tahunnya.
Namun, hal sebaliknya terjadi pada Sudan Selatan yang kini masuk ke dalam klasifikasi negara-negara dengan penghasilan terendah, yaitu US$1,045 atau Rp13,9 juta per kapita atau kurang.
Bank Dunia menyadari, selama 24 tahun terakhir, pendapatan per kapita Malawi telah meningkat sebesar US$70, sedangkan Norwegia meningkat sebesar US$77,040.
Setiap tahun pada tanggal 1 Juli, Bank Dunia merevisi klasifikasi pendapatan dari perekonomian dunia berdasarkan pendapatan per kapita pada tahun sebelumnya.
Di Amerika Latin, Argentina sedang berada dalam kesulitan untuk membayar hutang eksternalnya. Sedangkan Venezuela juga mengalami kondisi serupa karena aktivitas perekonomian di negaranya mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan per kapita kedua negara ini pun mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut.
Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, mengatakan pada Kamis, bahwa Bangladesh bertujuan masuk bisa masuk ke dalam klasifikasi negara dengan pendapatan menengah pada 2021 mendatang.
(ama/ama)