LAPORAN DARI FINLANDIA

Pro-Kontra Jelang Pernikahan Sesama Jenis Pertama Finlandia

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Minggu, 13 Sep 2015 09:47 WIB
Menyambut implementasi hukum penikahan sesama jenis pada 2017 di Finlandia, berbagai pro dan kontra masih membayangi hukum baru ini.
Menteri Urusan Keluarga dan Pelayanan Sosial Finlandia Juha Rehula saat wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia pada akhir Agustus lalu di Helsinki. (CNN Indonesia/Yohannie Linggasari)
Helsinki, CNN Indonesia -- Pada 2017 mendatang, hukum pernikahan sesama jenis di Finlandia akan segera diimplementasikan. Artinya, pada tahun itu, pasangan sesama jenis di Finlandia sudah bisa menikah.

Saat ini Kementerian Keadilan dan Kementerian Urusan Keluarga dan Pelayanan Sosial Finlandia tengah bekerja melakukan penyesuaian pada lima hingga enam hukum lainnya agar selaras dengan hukum utama yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Dalam prosesnya, Menteri Urusan Keluarga dan Pelayanan Sosial Finlandia Juha Rehula menyatakan kepada CNN Indonesia bahwa ada berbagai masalah yang terjadi menyambut pernikahan sesama jenis pertama di negerinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saat ini ada pihak yang berusaha menggagalkan hukum pernikahan homoseksual. Namun, kami tetap patuh pada konstitusi dan akan terus melakukan persiapan agar hukum pernikahan homoseksual bisa segera diimplementasikan,” kata Rehula saat wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia pada akhir Agustus lalu di kantornya di Helsinki.

Beberapa waktu lalu, muncul sebuah petisi yang ditandatangani lebih dari 50 ribu orang yang menolak munculnya hukum pernikahan homoseksual di Finlandia. Mereka mendesak agar parlemen melakukan diskusi lagi terkait hukum ini.

Para penolak hukum pernikahan sesama jenis menilai hukum ini akan merusak masa depan anak-anak di Finlandia, mengingat adanya kemungkinan adopsi anak bagi pasangan homoseksual. Mereka menilai seorang anak seharusnya dibesarkan oleh figur ayah dan ibu, bukan pasangan sesama jenis.

“Kami butuh beberapa bulan untuk menyelesaikannya. Namun, sampai saat ini saya belum bisa memberi kepastian kapan Finlandia benar-benar siap untuk mengimplementasikan hukum ini,” kata Rehula.

Rehula: Saya menentang pernikahan homoseksual

Ketika ditanya soal pendapat pribadinya terkait pernikahan sesama jenis, Rehula secara langsung menyatakan bahwa ia menolak hukum tersebut. Pada saat pengambilan suara di parlemen, Rehula termasuk dalam 92 orang yang menentang hukum itu.

Saat itu, selisih antara suara yang pro dan kontra cukup tipis, yaitu 105 orang pro dan 92 orang kontra. “Sebelumnya saya telah berkarier di parlemen sekitar 19 tahun dan saya yakin bahwa pada masa saya dulu hukum semacam ini tidak mungkin digolkan,” kata Rehula mengenang.

Menurutnya, masyarakat Finlandia telah berubah, terutama dalam hal pola pikir. “Generasi tua seperti saya cukup konservatif dan karenanya menentang hukum ini. Namun, generasi muda punya pemikiran berbeda. Mayoritas dari mereka setuju dengan hukum ini,” kata Rehula.

Kendati demikian, Rehula menegaskan dirinya akan bertindak profesional dan tidak akan membawa opini pribadinya dalam menyelaraskan hukum lainnya untuk implementasi hukum pernikahan sesama jenis.

“Pendapat pribadi saya tidak jadi masalah. Saya datang ke parlemen dan memberikan suara saya. Lalu sudah. Karena presiden sudah menandatangani hukum ini, saya pun akan patuh dan menjalankannya,” kata Rehula.

LGBT Belum Nikmati Kesetaraan Gender

Hukum ini pada awalnya muncul karena ada inisiatif dari masyarakat sipil. Sebanyak 167 ribu warga Finlandia memberikan suaranya untuk mendukung adanya hukum pernikahan sesama jenis.

Pada November 2014, parlemen akhirnya menggelar pemungutan suara untuk inisiasi ini. Hasilnya, 105 orang memberikan dukungan, sementara 92 orang lainnya menolak.

Kemudian, pada Februari 2015, Presiden Finlandia Sauli Niinistö meloloskan hukum pernikahan sesama jenis. Kini, pekerjaan menyelaraskan berbagai hukum lainnya berada di tangan kementerian keadilan dan kementerian urusan keluarga dan pelayanan sosial.

Selama ini, Finlandia selalu menduduki peringkat atas dalam hal kesetaraan gender yang baik. Dalam World Economic Forum 2014, misalnya, Finlandia menduduki posisi kedua dalam hal kesetaraan gender yang baik. Sementara peringkat pertama diduduki oleh Islandia.

Namun, dalam hal pemenuhan hak-hak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), ternyata Finlandia cukup tertinggal dibandingkan negara Eropa lainnya. Di kawasan Eropa, Finlandia merupakan negara ke-12 yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Norwegia dan Swedia telah melegalkannya pada 2009 lalu. Islandia juga telah melegalkannya pada 2010, sementara Denmark pada 2012.

Sebelum adanya inisiasi hukum ini, pasangan homoseksual dijamin dalam hukum Finlandia di bawah payung hukum “registered partnership” sejak 2002. Namun, hukum tersebut tidak memberikan keleluasaan dalam hal adopsi anak.

Kendati demikian, hukum ini tidak memengaruhi kebijakan gereja Lutheran di Finlandia. Gereja dapat menentukan apakah mau menikahkan pasangan sesama jenis atau tidak.

Adapun, Ketua SETA (organisasi LGBT di Finlandia) Panu Mäenpää menyatakan hingga saat ini diskriminasi masih dialami oleh kaum LGBT di Finlandia. Mulai dari mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat hingga sulit mendapatkan pekerjaan.

“Meski banyak penolakan, saya yakin pemerintah tidak akan membatalkan hukum ini karena itu berarti akan mendiskriminasi sebagian populasi,” kata Panu kepada CNN Indonesia pada akhir Agustus lalu di Helsinki. (ama/ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER