Mogadishu, CNN Indonesia -- Kelompok militan al Shabaab merebut dua pangkalan militer Somalia dan menewaskan setidaknya tujuh tentara negara itu.
Kelompok itu dan juga militer Somalia menyebutkan aksi perebutan pada Jumat (19/9) ini terjadi sehari setelah al Shabaab merebut kembali kota Janale, Somalia selatan.
Kota Janale jatuh ke tangan Al Shabaab setelah pasukan Uni Afrika meninggalkan kota tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah keberhasilan paling baru kelompok militan yang melancarkan serangan untuk merebut sejumlah kota lain pada bulan ini.
Namun, pemerintah Somalia mengecilkan keberhasilan Shabaab ini dengan mengatakan wilayah yang direbut kembali itu tidak memiliki nilai strategis.
Serangan-serangan ini memperlihatkan bahwa kelompok itu bisa mengatasi tekanan dari pemerintah Somalia yang didukung negara-negara Barat.
“Kami merebut dua pangkalan militer Yaqbariwyne setelah terjadi pertempuran sengit pagi ini,” kata juru bicara operasi militer al Shabaab, Sheikh Abdilazis Abu Musabi, kepada kantor berita Reuters, Jumat (19/9).
Dia menambahkan 13 tentara pemerintah Somalia tewas.
Akan tetapi, Osman Abdullahi, seorang perwira militer pemerintah Somalia, mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah korban tewas dalam pertempuran itu adalah tujuh tentara.
“Tentara mempertahankan diri dan kini mereka bertempur dengan al Shabaab di pinggir kota,” katanya.
Pada Kamis (18/9), al Shabaab mengaku telah merebut kembali Janale yang terletak sekitar 90 kilometer dari Mogadishu. Dan Ali Nur, pejabat sementara gubernur Lower Shabelle, membenarkan hal ini.
“Hal ini sangat disesalkan dan rakyat akan sulit percaya pada pemerintah Somalia dan tentara Uni Afrika,” kata Nur.
Dia menambahkan, al Shabaab sekarang menguasai sebagian besar wilayah Lower Shabelle, wilayah yang luasnya mencapai Mogadishu selatan.
Tahun lalu, serangan militer oleh Pasukan Uni Afrika, AMISOM, dan militer Somalia berhasil memukul al Shabaab dari sejumlah lokasi strategis dan mereka pun terdesak ke kantong-kantong wilayah yang kecil.
Namun, kelompok yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Somalia ini masih menguasai sejumlah pemukiman dan daerah perdesaan yang bisa digunakan untuk mengisolasi kota-kota dengan menutup jalur-jalur pasok kebutuhan hidup.
(yns)