Jakarta, CNN Indonesia -- Operasi militer Rusia di Suriah kian meningkat. Menurut seorang pejabat Amerika Serikat, kini Rusia bahkan sudah mengirimkan jet tempur ke Suriah. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, akhirnya menghubungi Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoygu.
Dalam perbincangan tersebut, kedua menteri membahas cara untuk menghindari interaksi militer yang tak diinginkan, seperti tabrakan pesawat, mengingat koalisi serangan udara AS juga sedang menggempur ISIS di Suriah.
"Mereka sepakat untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai mekansime agar tak terjadi kecelakaan di Suriah dan kampanye melawan ISIS," ujar juru bicara Pentagon, Peter Cook, seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua negara ini memang satu visi dalam melawan ISIS di Suriah. Namun, AS dan beberapa negara Barat lain menentang dukungan Moskow terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang dianggap sebagai dalang dari perang sipil di negara tersebut.
Saat berbincang, Shoigu menjelaskan bahwa pergerakan militer Rusia di Suriah merupakan bentuk komitmen mereka terhadap pemerintah Suriah. Dilaporkan Reuters, hingga kini belum jelas apakah komitmen yang dimaksud dan apa kaitannya dengan operasi militer besar-besaran tersebut.
Pergerakan militer terakhir Rusia di Suriah yang terpantau AS adalah menyiagakan tujuh tank di tengah lapangan udara basis militer di Suriah. Namun, dua pejabat Amerika Serikat yang mengungkap fakta tersebut mengaku tidak mengetahui apa tujuan Rusia menempatkan alat berat militer tersebut.
Pentagon enggan berkomentar lebih lanjut mengenai pemberitaan ini. Namun, seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS, Jeff Davis, mengatakan bahwa tindakan Moskow ini mengindikasikan rencana untuk membangun basis operasi penerbangan.
"Kami melihat pergerakan orang dan barang yang dapat mengindikasikan bahwa mereka merencanakan pengunaan markas di sana, di selatan Latakia, sebagai basis operasi udara mereka," ujar Davis.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa Rusia telah menerjunkan sekitar 200 tentara infanteri angkatan laut, unit perumahan temporer, stasiun kontrol lalu lintas udara, dan komponen lain untuk sistem pertahanan.
Dugaan AS semakin kuat ketika Moskow mengirimkan sekitar dua penerbangan kargo militer dalam satu hari selama sepekan belakangan ke lapangan udara di Suriah.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, pun mengatakan bahwa ia ingin berbincang dengan Rusia. Menurutnya, dibutuhkan kesepakatan politik di Suriah untuk mengakhiri penderitaan rakyat.
"Semua orang mengetahui kepentingan ini. Kita selalu membahas tingkat migrasi tinggi (dari Suriah), tapi semua gerakan unilateral membuat diplomasi menjadi sangat penting saat ini," kata Kerry.
Gedung Putih kembali mengingatkan Moskow agar tak menyokong kekuatan Assad.
Dalam perbincangan, Carter mengatakan kepada Shoigu bahwa konsultasi harus terus terjalin dengan pembicaraan diplomatik yang dapat memastikan transisi politik di Suriah.
"Ia mengerti bahwa melawan ISIS dan memastikan transisi politik adalah hal yang harus dilakukan secara bersamaan," tutur Cook.
Perbincangan ini memecahkan kebekuan militer antara kedua negara. Diskusi militer tinggi tinggi AS dengan Shoigu terakhir kali dilakukan pada Agustus 2014 lalu. Kala itu, AS membahas masalah intervensi Rusia dalam masalah Ukraina.
Kiev dan negara-negara Barat menuding Moskow mendukung gerakan separatis pro-Rusia di timur Ukraina, tak lama setelah pencaplokan Krimea. Namun, Rusia menyanggah tuduhan tersebut.
(stu/stu)