MUSIBAH HAJI

DPR Minta Pemerintah RI Desak Saudi Benahi Fasilitas Haji

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2015 21:27 WIB
Menurut Ketua Tim Pengawas Haji, pergerakan jemaah haji di Arab Saudi masih tidak bisa dikendalikan dan tidak terfasilitasi dengan baik.
Jumlah korban tewas akibat insiden di Mina terus bertambah. (Istimewa/Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyayangkan tidak adanya regulasi yang dibuat pemerintah Arab Saudi bagi para jemaah setelah mereka lepas dari Padang Arafah untuk menuju Mina. Oleh karena itu, DPR meminta pemerintah untuk mendesak Arab Saudi memperbaiki fasilitas dan penyelenggaraan ibadah haji. 

Meski demikian, pemerintah Indonesia dinilai telah menunjukan sikap kepada otoritas Arab Saudi terkait pengaturan ibadah haji di sana.
Ketua Tim Pengawas Haji Fahri Hamzah memberikan apresiasi bagi pemerintah Indonesia yang menyindir pemerintah Arab Saudi terkait pengaturan ibadah haji di sana.

"Saya patut mengapresiasi bahwa amirul haj dan Menteri Agama kita yang cukup berani menyentil pemerintah Saudi dengan menyatakan bahwa Arab Saudi harusnya bisa membangun fasilitas yang lebih baik bagi jamaah karena Saudi punya segala kemampuan untuk itu," kata Fahri dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (24/9).
Fahri mengungkapkan kronologis terjadinya desakan jemaah haji di Mina diakibatkan oleh tidak adanya pengaturan yang jelas yang berujung pada tidak bisa dihindarinya peristiwa desak-desakan antar jemaah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, prosesi yang mendapatkan pengaturan hanyalah proses ibadah haji di Padang Arafah sebagai titik di mana seluruh jemaah dari seluruh dunia berkumpul di sana pada 9 Dzulhijjah (atau 23 September 2015).
"Apa yang terjadi setelah kegiatan di Padang Arafah tidak diatur regulasinya, tidak dikomunikasi secara ketat dan diserahkan pada masing-masing negara dan bahkan masing-masing jamaah," kata Fahri.

"Maka berbondong-bondonglah mereka yang ingin segera menuntaskan rukun dan wajib haji ke Mina untuk melontarkan jumrah pada saat yang sama. Inilah yang terjadi pada jalur musibah itu,"ujarnya.
Fahri mengakui pemerintah Arab Saudi memang sudah membangun beberapa jalur di Mina semenjak kejadian pada 1990 yang mengakibatkan setidaknya 1400-an jemaah meninggal. Namun, pergerakan jemaah masih tidak bisa dikendalikan dan tidak terfasilitasi dengan baik.

"Sudah selayaknya indonesia mengambil inisiatif untuk mendesak pemerintah Arab Saudi agar membicarakan penyelenggaraan haji secara bersama-sama," ujarnya.
Korban tewas dalam tragedi di Mina bertambah lagi. Berdasarkan twit yang dikirimkan oleh Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi, jumlah korban tewas menjadi 717 tewas. Sementara korban luka bertambah menjadi 805 orang.

Tragedi ini bermula dari rasa panik yang melanda sejumlah jemaah haji. Berdasarkan keterangan otoritas setempat seperti dikutip The Guardian, kepanikan tersebut muncul saat seorang jamaah haji terjatuh dari jembatan saat berdesakan di jembatan yang menghubungkan tenda jamaah dengan lokasi lempar jumrah.

Brigadir Mansour al-Turki dari Pasukan Keamanan Saudi Umum menduga kejadian itu menjadi pemicu kepanikan massa.

"Dimulai dari sebagian kecil massa jatuh, mereka mulai menginjak-injak, diikuti dengan rasa panik dan upaya untuk melarikan diri dari kerumunan, yang mengarah ke peningkatan jumlah korban," kata Mansour.

Lokasi tersebut merupakan area dua jalur menuju Mina di mana terdapat pilar batu tempat melempar jumrah. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER