Jakarta, CNN Indonesia -- Ketegangan kembali meningkat di Yerusalem dan Tepi Barat pada Minggu (4/10), setelah warga Israel menjadi target dua serangan dan seorang warga Palestina terbunuh dalam bentrok dengan polisi.
Seorang pria Palestina menikam dan melukai seorang remaja Israel di Yerusalem, Minggu (4/10), hanya berselang 12 jam setelah penyerang lain bersenjatakan pisau membunuh seorang tentara Israel yang sedang tak bertugas dan seorang rabi, di dekat di Kota Tua Yerusalem pada Sabtu.
Juru bicara kepolisian Israel mengatakan petugas menembak mati kedua penyerang tersebut, dan pemerintah Israel mengumumkan pembatasan warga Palestina untuk memasuki wilayah Kota Tua selama dua hari, kecuali warga yang memang tinggal di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hari yang sama pada Minggu, seorang remaja Palestina berusia 18 tahun ditembak dan tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Tulkarm, Tepi Barat, kata para pejabat rumah sakit. Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertemu dengan kepala keamanan pada Minggu untuk membahas apa yang harus dilakukan demi mengatasi meningkatnya kekerasan di Yerusalem Timur, yang meliputi Kota Tua dan Tepi Barat, wilayah yang direbut Israel dalam perang 1967.
Dalam pidato yang disiarkan untuk publik, Netanyahu mengatakan langkah-langkah baru akan mencakup percepatan penghancuran rumah warga Palestina yang melakukan penyerangan dan melarang mereka menghasut kekerasan di wilayah Kota Tua.
Pertumpahan darah, termasuk penembakan yang menewaskan pasangan Israel di Tepi Barat pada Kamis lalu dan serangan pembakaran yang menewaskan seorang balita Palestina dan orang tuanya pada Juli—telah memicu kekhawatiran akan adanya eskalasi yang lebih luas.
Koran Israel, Yedioth Ahronoth, menerbitkan tulisan di halaman depan, "Intifada Ketiga”, meskipun kekerasan belum mencapai tingkat pemberontakan warga Palestina di masa lalu.
Pada insiden Sabtu, seorang warga Palestina lain menikam sampai mati seorang tentara Israel yang sedang tidak bertugas dan sedang berjalan dengan istri dan anak-anaknya, dan seorang rabi yang bergegas membantu mereka di dekat Western Wall.
Kelompok Jihad Islam kemudian mengatakan serangan itu dilakukan oleh salah satu anggotanya. Pasukan mereka, Brigade al-Quds, mengatakan penusukan yang fatal itu adalah "serangan heroik" dalam menanggapi “agresi Zionis" di tempat-tempat suci Islam.
Kekerasan juga meletus di selatan ketika militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan roket ke Israel, namun tidak menyebabkan cedera atau kerusakan. Israel biasanya membalas serangan tersebut dengan serangan udara di Gaza.
Ketegangan kali ini kembali meradang dengan sering bentrokan antara pelempar batu Palestina dan pasukan keamanan Israel di kompleks masjid al-Aqsa. Warga Palestina telah menyampaikan kekhawatiran mereka atas meningkatnya kunjungan warga Yahudi ke kompleks al-Aqsa, yang dianggap warga Yahudi sebagai situs suci mereka.
Israel telah berjanji untuk mempertahankan hak-hak warga Muslim yang ingin berdoa di al-Aqsa namun telah sering melarang pemuda Muslim memasuki daerah itu dengan alasan keamanan.
Pembicaraan damai terakhir Israel-Palestina yang diprakarsai oleh Amerika Serikat runtuh pada 2014.
(stu)