Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Laut Amerika Serikat pada Rabu (7/10) mengatakan mereka akan menghentikan pencarian kru kapal kargo El Faro yang diyakini karam di perairan Bahama minggu lalu.
Pencarian lewat laut dan udara resmi dihentikan senja kemarin, enam hari setelah komunikasi terakhir dengan kapal yang membawa 33 orang di dalamnya.
Keputusan ini diumumkan sehari setelah badan keamanan federal AS tiba do Jacksonville, Florida, basis El Faro, untuk meluncurkan investigasi tehadap bencana kapal kargo terbesar di AS dalam 30 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gedung Putih melansir pernyataan, menjanjikan dukungan penuh pemerintah bagi investigasi untuk mengetahui apa yang terjadi pada El Faro.
Perusahaan pemilik kapal, TOTE Maritime Puerto Rico, yakin bahwa kapal tenggelam pada Kamis lalu setelah mengalami kegagalan mesin saat sedang dalam perjalanan dari Jacksonville ke San Juan, Puerto Rico, di tengah badai Joaquin di selatan Kepulauan Bahama.
Sebelumnya, pihak berwenang telah mengakui bahwa kemungkinan menemukan korban selamat sangat kecil, mengingat kapal sepanjang 240 meter itu suku tumpuk tinggi oleh kontainer, menghilang di tengah badai dengan kecepatan angin hingga 215 km per jam.
Tim pencari hanya menemukan tubuh seorang anggota kru, dan El Faro secara total membawa 28 anggota awak AS dan lima kontraktor Polandia ketika berangkat dari Jacksonville pada Selasa pekan lalu.
"Semua orang menangis. Ini bukan situasi yang baik," kata Terrence Meadows, 36, seorang teknisi kapal dari utara Florida yang kenal beberapa awak El Faro ini.
Dia berbicara setelah bergabung dengan kerabat yang berduka di aula Persatuan Pelayar Internasional di Jacksonville, menjelang pengumuman resmi bahwa pencarian korban diakhiri.
“Sejujurnya, saya tahu semua orang sudah meninggal. Kami tidak dilatih untuk bertahan hidup dalam badai di laut," kata Meadows.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) akan terus mencari puing-puing El Faro, meskipun laut dalam akan menghambat upaya tersebut, kata seorang pejabat dalam penyelidikan.
Wakil Ketua NTSB Bella Dinh-Zar mengatakan timnya akan mendengarkan perekam data panggilan dari El Faro yang disebut VDR, yang mirip dengan kotak hitam di pesawat. Perangkat itu menyimpan data komunikasi dan perintah mesin selama 12 jam sebelum tenggelam.
Dinh-Zar mengatakan keputusan kapten El Faro dan pengambilan rute kapal, serta tekanan untuk mengirimkan kargo, akan diteliti sebagai bagian dari penyelidikan "faktor manusia" di balik bencana.
"Kami akan mempelajari kondisi meteorologi dan semua faktor yang masuk ke pengambilan keputusan untuk berlayar pada hari itu dan untuk terus berlayar," katanya.
Penyelidikan juga akan menyelidiki kapan dan mengapa mesin gagal, dan jika ada masalah sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, kata dia.
Barry Young, keponakan LeShawn Riviera, 32, salah satu kru, mengatakan dia berharap penyelidikan akan menghasilkan perlindungan yang lebih baik bagi semua pelaut.
"Harus ada penekanan lebih besar pada keselamatan awak dan kehidupan orang-orang di kapal-kapal tersebut selama pengiriman kargo," kata Young.
(stu)