Ponsel Pintar, Indikasi Kemakmuran di Ibu Kota Korea Utara

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 09 Okt 2015 11:29 WIB
Tanda-tanda perubahan dan peningkatan kemakmuran mulai terjadi di Pyongyang, ibu kota Korea Utara dan salah satu kota di dunia yang paling sulit diakses.
Warga berbondong-bondong menghadiri pertandingan sepak bola kualifikasi awal Piala Dunia 2018 antara Korea Utara dan Filipina di Stadion Sung Kim Il di Pyongyang pada Kamis (8/10). (Reuters/Damir Sagolj)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ponsel pintar, kemacetan lalu lintas dan cahaya dari lampu hemat energi yang modern kini terlihat berjajar di berbagai ruas jalan di Pyongyang, ibu kota Korea Utara yang terisolasi.

Tanda-tanda perubahan dan peningkatan kemakmuran mulai terjadi di salah satu kota di dunia yang paling sulit diakses ini, meski Pyongyang tengah mempersiapkan diri menggelar parade dan propaganda militer menyambut ulang tahun ke-70 dari Partai Pekerja yang berkuasa pekan ini.

Meskipun baru-baru ini masuk ke Korea Utara, ponsel pintar sekarang menjadi barang umum di Pyongyang. Karyawan Koryolink, perusahaan pembawa telepon seluler yang dikendalikan oleh perusahaan Mesir, Orascom Telecom, menyatakan kepada Reuters, bahwa jumlah nomor ponsel secara nasional di Korut telah melebihi tiga juta nomor. Jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2012.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Korea Utara yang memiliki jumlah penduduk sekitar 24 juta orang tetap dikenakan sanksi PBB yang berat karena program rudal dan nuklirnya. Korut kini pun masih teriosolasi dari dunia luar seperti sebelumnya.

Lalu lintas malam sepanjang pekan ini di Pyongyang dilaporkan kerap kali tersendat, dikarenakan meningkatnya jumlah kendaraan dan penutupan sejumlah ruas jalan untuk persiapan parade militer yang akan digelar pada Sabtu (10/10).

Sektor ekonomi yang dikendalikan kuat oleh negara tetap stagnan. Meski demikian, sektor kewirausahaan mengalami peningkatan, didorong dengan menikatnya belanja barang-barang konsumsi dan jasa, seperti restoran dan taksi, yang menjamur di Pyongyang.

Semakin banyak warga Pyongyang yang terlihat menekan-nekan layar ponsel pintar, meski mereka tidak terhubung dengan Internet. Di negara yang dipimpin Kim Jong Un itu, dunia maya hanya bisa diakses menggunakan intranet di dalam negeri.

Meski sekilas terlihat makmur dan mengalami aktivitas pasar, sebagian besar warga Korea Utara hidup dalam kemiskinan, menurut pakar dan petugas lembaga bantuan.

Persiapan parade militer

Warga dan pengunjung mengatakan sejumlah tank yang menyemburkan asap hitam terlihat meluncur di sejumlah ruas jalan protokol pada malam terakhir dalam persiapan acara ulang tahun Partai Pekerja.

Semakin banyak warga Pyongyang yang terlihat menekan-nekan layar ponsel pintar, meski mereka tidak terhubung dengan Internet. (Reuters/Damir Sagolj)
Bahkan, pusat perbelanjaan yang terkenal, Kwangbok ditutup dengan alasan "mobilisasi massa untuk acara politik."

Sementara, pemerintah Korut yang berpusat di Pongyang terlihat berusaha untuk menghidupkan pesonanya menjelang ulang tahun.

Awal pekan ini, Pyongyang membebaskan mahasiswa Universitas New York (NYU) asal Korea Selatan yang ditahan sejak April karena memasuki Korut secara ilegal.

Selain itu, Pyongyang juga menyetujui digelarnya reuni keluarga pada akhir bulan ini yang akan mempertemukan kembali warga yang terpisah dari keluarganya akibat perang dengan Korea Selatan periode 1950-1953 lalu.

Pada Kamis (9/10), warga dapat menonton pertandingan sepak bola antara Korea Utara dengan Filipina yang berlangsung tegang dan imbang tanpa gol di depan kerumunan yang antusias.

Reuters melaporkan gerakan wartawan dikontrol dengan ketat di Korut dan dihindarkan agar tidak berinteraksi dengan warga biasa.

Ketika wartawan asing tengah mengambil foto tiga tentara yang tengah mendayung melalui kabut pagi di sungai Taedong, salah satu dari mereka berteriak, "Dasar anak anjing!" (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER