Penyelundup Tetap Untung Meski Pengungsi Tak Sampai Tujuan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Okt 2015 16:00 WIB
Penyelundupan manusia ke Eropa kini jadi bisnis menguntungkan di Afghanistan. Pengungsi tinggal pilih, paket yang dijamin sampai atau tidak.
Arus pengungsi dari Afghanistan menuju Eropa menempati posisi kedua terbanyak setelah Suriah. (Reuters/Alkis Konstantinidis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mengajukan aplikasi paspor bukan merupakan hal populer di Afghanistan. Namun kini, di depan kantor pelayanan pembuatan paspor di Kabul terlihat antrean mengular. Mereka ingin hijrah dari Afghanistan.

Alasan mereka serupa dengan para pengungsi dari Suriah, yaitu kabur dari krisis akibat perang berkepanjangan. Arus pengungsi dari Afghanistan menuju Eropa pun menempati posisi kedua terbanyak setelah Suriah.

Direktur Kantor Paspor Afghanistan, Omar Saboor, mengatakan sekitar 7.000 warga mengajukan dokumen perjalanan baru setiap harinya. Menurut Saboor, angka pengajuan aplikasi tersebut kian membeludak setelah Eropa membuka pintu perbatasannya bagi para pengungsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, para penyelundup turut bersorak gembira ketika aplikasi paspor seorang warga diterima. Seorang penyelundup mengaku kepada CNN bahwa ia telah berhasil memasukkan sekitar 1.500 orang ke Jerman selama enam bulan belakangan.

Dalam melakukan aksinya, ia menawarkan tiga rute berbeda dengan tingkat kesulitan dan kemungkinan kesuksesan berbeda. Dengan harga US$7 ribu atau setara Rp94,3 juta, pelanggan harus menempuh perjalanan laut. Dengan tambahan beberapa ribu dollar, pelanggan akan diantarkan melalui jalur darat atau berjalan kaki.

Tawaran paket paling mahal memastikan para warga Afghanistan mencapai negara tujuan dengan penerbangan pesawat yang nyaman. Paket seharga US$20 ribu atau setara Rp26,9 juta ini sudah termasuk dengan visa ilegal dan tiket pesawat.

Kebanyakan warga, kata sumber khusus CNN ini, memilih opsi paling murah dengan risiko tinggi. "Banyak orang terluka dan tewas dalam perjalanan ini," ujar penyelundup yang enggan diungkap identitasnya ini.

Beberapa pekan lalu, sekitar 70 orang, termasuk 15 orang kliennya, tertangkap oleh aparat Iran dan dideportasi dari perbatasan Turki. 

Sebagai upaya jaminan pengurangan risiko, uang dari pelanggan dipercayakan ke pihak ketiga yang baru akan menyerahkannya ke penyelundup setelah warga selamat sampai tujuan.

Pelanggan diberikan tiga kesempatan untuk menyeberangi perbatasan. Jika tidak berhasil, mereka tetap harus membayar. Pada akhirnya, sering kali para penyelundup tetap mendapatkan uangnya meskipun warga tak sampai tujuan. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER