Athena, CNN Indonesia -- Ratusan orang imigran berhasil diselamatkan dari Laut Aegean oleh polisi pantai Yunani setelah perahu kayu yang mereka gunakan terbalik. Ini adalah penyelamatan terbesar imigran di lautan tahun ini.
Diberitakan New York Times, insiden ini terjadi pada Rabu (28/10) setelah perahu para imigran dihantam angin kencang dan terbalik di lepas pantai Pulau Lesbos, menewaskan tiga orang, termasuk dua di antaranya balita berusia 1 dan 4 tahun.
Polisi pantai Yunani mengaku kaget melihat kapal kayu yang digunakan para imigran. Biasanya ratusan imigran yang berlayar dari Turki menuju Yunani menggunakan sekoci karet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami biasa melihat 160 sampai 170 orang dalam satu kapal, tapi itu sangat jarang," kata seorang polisi pantai.
Perahu kayu yang ditumpangi para imigran terbalik akibat angin kencang pada Rabu sore. Polisi pantai langsung mengirimkan sinyal darurat, meminta bantuan helikopter, kapal dan perahu milik Frontex, badan pengawas perbatasan Uni Eropa.
Total ada delapan imigran meninggal di Rabu nahas itu dalam berbagai insiden perahu di laut; dua dekat Lesbos, dua lainnya dekat Pulau Samor. Enam di antara yang tewas adalah anak-anak.
Aegean merupakan jalur penyerangan ratusan ribu imigran dari Suriah, Irak dan Libya yang kabur dari konflik setelah mengungsi ke Turki. Dari Yunani, mereka mengambil jalur darat menuju negara-negara Eropa.
Walau belum ada angka pasti kasus tenggelam imigran di Aegean, namun polisi pantai Yunani setiap harinya menerbitkan laporan imigran yang ditemukan tewas atau hilang di laut.
Menurut organisasi International Organization for Migration, IOM, lebih dari 3.000 orang tewas atau hilang saat menyeberang ke Eropa tahun ini.
Lebih dari setengah juta imigran tiba di Yunani tahun ini. Pemerintah Yunani yang tengah dibelit krisis kewalahan memberikan penampungan sementara bagi para imigran. Salah satu yang digunakan untuk pengungsian adalah stadion yang digunakan untuk pertandingan Olimpiade di Athena tahun 2004.
Menteri Imigrasi Yunani, Yiannis Mouzales menolak mengubah negara itu menjadi kamp besar penampungan imigran. Mouzales juga menampik permintaan Uni Eropa untuk membangun pengungsian besar di Athena.
(stu)