Kairo, CNN Indonesia -- Mesir mengkritik mitra-mitra luar negerinya karena tidak mengindahkan permintaan agar bekerja lebih keras dalam mengatasi terorisme, setelah sumber-sumber intelijen Barat mengatakan ada pertanda militan ISIS kemungkinan mengembom pesawat Rusia yang jatuh di Sinai.
Satu kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Airbus A321 yang dioperasikan oleh satu maskapai penerbangan Rusia.
Pesawat itu membawa 224 penumpang asal Rusia yang hendak pulang setelah berlibur di tempat wisata Semenanjung Sinai, Sharm al-Sheikh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seluruh penumpang tewas dalam aksi yang menurut kaum militan digambarkan sebagai balas dendam terhadap serangan udara Rusia ke arah pejuang Islamis di Suriah.
Rusia, Turki dan sejumlah negara-negara Eropa menghentikan sementara penerbangan ke Sharm al-Sheikh, sementara Amerika Serikat menerapkan persyaratan keamanan baru untuk perjalanan udara akibat kecelakaan tersebut.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan tidak benar mengeluarkan spekulasi tentang penyebab kecelakaan itu hingga hasil penyelidikan diumumkan.
Tetapi dia mengatakan Kairo tidak menampik kemungkinan apapun, dan mengisyaratkan bahwa negara-negara yang sekarang mengatakan kemungkinan militan berada di balik kecelakaan itu seharusnya menjawab permintaan Mesir agar ada kerja sama dalam mengatasi militan.
“Penyebaran terorisme, yang sejak lama kita minta pada para mitra agar diatasi dengan lebih serius, tidak sampai kepada pihak-pihak yang sekarang diserang, dan saat ini bekerja untuk kepentingan warganya dalam menghadapi bahaya ini,” ujar Shoukri kepada wartawan pada Sabtu (7/11).
Dia juga mengemukakan rasa frustrasi krena dinas intelijen asing tidak menyampaikan penyebab kecelakaan itu kepada Kairo.
“Informasi yang kami dengar tidak pernah disampaikan secara rinci pada badan keamanan Mesir,” katanya. “Kami mengharapkan ada informasi teknsi yang disampaikan kepada kami.”
LedakanSatu sumber di Mesir yang terlibat dalam penyelidikan terhadap kotak hitam pesawat Rusia itu mengatakan pada Rabu (3/11), penyebab kecelakaan itu adalah ledakan tetapi tidak jelas apakah disebabkan oleh satu bom.
Sumber-sumber intelijen Barat mengatakan mata-mata Inggris dan AS menyadap “perbincangan” dari tersangka militan yang mengisyaratkan bahwa satu bom, kemungkinan ditempakan di dalam tas, menyebabkan pesawat itu jatuh.
Jaringan televisi Amerika, NBC, mengatkan ada komunikasi antara para pemimpin ISIS di Suriah dan Semenanjung Sinai yang mengumbar keberhasilan menjatuhkan pesawat itu.
“Mereka jelas merayakannya,” ujar pejabat AS yang dikutip stasiun televisi tersebut.
Pada Jumat (6/11), Moskow menghentikan sementara penerbangan ke Mesir sehingga 80 ribu warga Rusia terlantar di negara itu. Sebagian besar dari mereka berada di tempat wisata Laut Merah.
(reuters/yns)