Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat Rusia disebut dalam keadaan autopilot sebelum jatuh di Sinai, Mesir, dan menewaskan lebih dari 200 orang. Selain itu, terdengar suara misterius yang tiba-tiba muncul sebelum pesawat diduga hancur di udara.
Diberitakan Reuters, Sabtu (7/11), Ayman al-Muqaddam, kepala tim penyelidik kecelakaan maskapai Kogalymavia, mereka akan meneliti asal suara tersebut. Pemerintah Barat sebelumnya mengatakan, suara itu menegaskan dugaan bahwa pesawat jatuh karena dibom militan.
Muqaddam mengatakan bahwa autopilot atau pilot otomatis masih menyala saat kecelakaan terjadi. Pecahnya pesawat di udara dibuktikan oleh menyebarnya radius puing yang mencapai 13 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kotak hitam yang dievakuasi dari lokasi insiden, kata Muqaddam, menunjukkan suara aneh terdengar di detik-detik terakhir rekaman, atau sesaat sebelum kecelakaan terjadi.
Muqaddam yang tergabung dalam tim penyelidik yang berasal dari Mesir, Rusia, Perancis, Jerman dan Irlandia, mengatakan hingga saat ini belum ada kesimpulan apakah pesawat dibom atau tidak. Namun mereka tidak mengenyampingkan skenario tersebut.
"Semua skenario bisa terjadi sebagai penyebab kecelakaan," kata dia.
Selain bom, skenario lainnya adalah ledakan di tangki bahan bakar atau baterai lithium milik penumpang. Hingga saat ini, kata dia, belum ada bukti kuat yang menunjukkan ada bom meledak di pesawat.
Sebelumnya Inggris dan Amerika Serikat mengutip laporan intelijen yang menyebutkan bahwa militan menjatuhkan pesawat tersebut. Hal ini disandarkan pada laporan sadapan yang berisikan pembicaraan kelompok bersenjata soal peledak dalam salah satu koper penumpang.
Komentar Barat ini kendati dibantah oleh Mesir namun membuat pemerintahan Abdel Fattah el-Sisi meradang. Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry mengatakan bahwa Barat pelit dalam membagi laporan intelijen soal kecelakaan tersebut.
"Informasi yang kami dengar tidak dibagi dengan badan keamanan Mesir secara rinci. Kami berhadap informasi teknis soal itu bisa juga diserahkan pada kami," kata Shoukry.
(den)