Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan Sierra Leone bebas penyakit Ebola setelah negara itu melalui masa inkubasi tanpa ada pasien baru. Hampir 4.000 orang meninggal akibat virus itu di Sierra Leone.
Diberitakan The Independent, Sierra Leone telah melalui 42 hari, atau dua kali masa inkubasi maksimal virus Ebola, tanpa penderita baru setelah pasien terakhir dinyatakan negatif dalam dua kali pengujian dan diperbolehkan pulang.
Pernyataan ini disampaikan perwakilan WHO di Sierra Leone, Dr Anders Nordstrom, dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Ernest Bai Koroma di Freetown.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, 7 November 2015, WHO menyatakan wabah Ebola di Sierra Leone berakhir," kata Nordstrom yang disambut tepuk tangan hadirin.
Menyusul pengumuman itu, ratusan orang di Sierra Leone akan menyalakan lilin untuk mengenang korban Ebola. Menurut Nordstrom, ini adalah wabah Ebola terparah yang pernah terjadi di dunia.
"Dunia tidak pernah menghadapi wabah Ebola dengan skala sebesar ini, dan dunia tidak pernah melihat sebuah negara memobilisasi rakyat dan sumber dayanya untuk mengatasi masalah ini seperti yang dilakukan Sierra Leone," kata Nordstrom.
Ebola pertama kali tercatat di Sierra Leone pada bulan Mei 2014. Sebanyak 3.589 orang meninggal dunia, termasuk 221 petugas kesehatan. Tercatat, 8.704 orang terinfeksi.
Setelah dinyatakan bebas Ebola, Sierra Leone masih akan menjalani masa 90 hari ke depan untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Masa ini untuk menjamin kita mampu menggunakan sistem yang ada sekarang untuk menghadapi risiko di masa depan," ujar Nordstrom.
Wabah ini telau membuat perekonomian dan tatanan sosial Sierra Leone terpuruk. Sekitar 4.000 orang yang sembuh dari Ebola masih perlu menjalani pemeriksaan rutin dan dukungan sosial.
(den)