Jakarta, CNN Indonesia -- Badan intelijen Inggris mengungkapkan terduga otak pengeboman pesawat Rusia di Sinai Mesir yang menewaskan 224 orang akhir bulan lalu. Walau belum keluar hasil penyelidikan, Inggris meyakini ada bom di dalam pesawat tersebut.
Seperti diberitakan The Sunday Times, Minggu (8/11), Badan Intelijen Inggris atau SIS meyakini pelaku pengeboman pesawat maskapai Kogalymavia itu adalah kelompok pemberontak Sinai yang berbaiat pada ISIS.
Pemimpin kelompok ini adalah Abu Osama al-Masri, berusia 42 tahun. Masri, menurut anggota SIS, kini masuk dalam daftar buruan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inggris menyatakan siap membantu Mesir dan Rusia dalam misi menangkap Masri, hidup atau mati. Jika demikian, maka Inggris akan menurunkan pasukan udara mereka untuk menggempur lokasi yang diduga jadi persembunyian Masri.
Sebelumnya Masri dalam sebuah rekaman audio Rabu lalu mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Rusia yang terbang dari Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg akhir bulan lalu.
Intelijen Inggris dan Amerika Serikat meyakini kelompok Masri, yaitu Provinsi Sinai, berhasil menyusup ke dalam bandara dan memasukkan bom ke salah satu koper penumpang maskapai tersebut. Pelaku yang memasukkan bom tersebut diyakini masih terus dicari.
Masri adalah sarjana agama lulusan dari Universitas al-Azhar di Kairo, Mesir. Pada November 2014, organisasi militan yang dipimpinnya di Sinai berbaiat pada Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang mengaku sebagai Khalifah umat Islam, sebuah klaim yang ditentang mayoritas ulama di seluruh dunia.
Berbaiat pada ISIS, kelompok Masri mendapatkan persenjataan, pendanaan dan kemungkinan juga pengetahuan soal pembuatan bom.
Kelompok Provinsi Sinai beberapa kali mengklaim menjatuhkan pesawat Rusia tersebut, namun menolak menjelaskan bagaimana mereka melakukannya.
Dalam akun Twitternya, kelompok ini mengatakan pesawat itu jatuh karena bom, bukan rudal dari darat.
SIS menduga ada warga Inggris yang bergabung dengan ISIS terlibat dalam peristiwa ini. Pasalnya dalam hasil penyadapan usai jatuhnya pesawat Rusia, SIS menangkap pembicaraan anggota militan yang beraksen Inggris atau Birmingham.
Hingga saat ini penyelidik kecelakaan pesawat dari Mesir masih belum menyimpulkan serangan teror sebagai penyebab insiden itu. Namun mereka belum mengenyampingkan segala kemungkinan.
(stu)