Rencanakan Serangan di Gereja Kulit Hitam, 2 Pria AS Ditahan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2015 12:31 WIB
Dua pria warga Virginia, Amerika Serikat, pada Selasa (11/11) ditahan atas tuduhan merencanakan pengeboman di gereja-gereja kulit hitam dan sinagoga Yahudi.
Ilustrasi penjara. (Diolah dari Thinkstockphotos.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua pria warga Virginia, Amerika Serikat, pada Selasa (11/11) ditahan atas tuduhan merencanakan pengeboman di gereja-gereja kulit hitam dan sinagoga Yahudi.

Diberitakan CNN, Robert Curtis Doyle dan Ronald Beasley Chaney III dibekuk dalam operasi FBI. Agen FBI menyamar sebagai penjual senjata ilegal untuk kedua tersangka. Setelah menahan kedua tersangka, FBI langsung melayangkan surat tuntutan ke pengadilan federal di Virginia.

Menurut surat tuntutan tersebut, Doyle dan Chaney berencana merampok pebisnis, seperti penjual perhiasan dan pemilik toko senjata, untuk mempersiapkan perang rasis ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil perampokan tersebut rencananya akan digunakan untuk membeli pasokan senjata dan pelatihan paramiliter. Pasukan yang dipersiapkan ini nantinya akan ditugaskan untuk mengebom dan menembak anggota gereja kulit hitam dan sinagoga Yahudi.

Namun, aparat mengatakan bahwa, "Upaya mereka masih jauh dari realisasi aksi tersebut."

Pria lainnya, Charles Daniel Halderman, juga ditahan atas tuduhan bahwa ia akan membantu kedua pria kulit putih itu dalam upaya perampokan dan pembunuhan pengusaha perhiasan.

Pada September, FBI menerima informasi bahwa Doyle akan mengadakan pertemuan di rumahnya di Chesterfield County dengan beberapa orang lain.
Menurut surat tuntutan tersebut, mereka akan "mendiskusikan aksi lebih jauh dalam kepercayaan ekstremis mereka dengan menembak atau mengebom penghuni gereja-gereja kulit hitam dan sinagoga Yahudi, menjalankan aksi kekerasan terhadap orang dengan kepercayaan Yahudi dan menyakiti pemilik toko senjata di Oklahoma."

Penyelidik FBI mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut berlangsung pada 27 September di rumah Doyle. Mobil Chaney terpantau terlihat terparkir di dekat rumah.

Doyle dan Chaney bertemu dengan agen FBI yang menyamar pada Oktober. Dalam pertemuan tersebut, Doyle memesan senjata otomatis, bahan peledak, dan sebuah pistol kaliber .45 dengan alat peredam.

Pesanan tersebut akan diantar pada Minggu (8/11). Setelah Chaney menukar sejumlah uang dengan senjata pesanan tersebut, FBI melakukan pembekukan. Setelah itu, FBI juga melacak keberadaan Doyle dan menahannya.

Tak hanya itu, FBI juga menemukan 30 butir amunisi kaliber .45 dari tas punggung hitam di kursi belakang mobil Toyota Tundra milik Doyle yang diparkir di rumahnya.

Doyle dan Chaney dijadwalkan menghadiri sidang di pengadilan federal di Richmond pada Kamis (12/11), sementara Halderman sehari setelahnya.

Menurut rekam jejak aparat AS, Doyle sudah tujuh kali dinyatakan bersalah atas tuduhan kepemilikan dan distribusi zat kimia berbahaya, penggelapan, dan perampokan besar.

Chaney juga sudah pernah dinyatakan bersalah atas kasus tindak kekerasan dan berbagai kejahatan lain.

Sementara itu, Halderman juga sudah 17 kali terbukti melakukan tindak kejahatan yang tidak dirinci lebih lanjut. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER