Sinjar Penting untuk Strategi AS Kalahkan ISIS

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 13 Nov 2015 16:55 WIB
Operasi merebut kota Sinjar oleh pasukan Kurdi Irak sangat penting untuk strategi AS dalam melawan ISIS di Suriah dan Irak.
Serangan Sinjar yang sudah ditunggu-tunggu adalah satu dari sejumlah pertanda bahwa strategi menghancurkan ISIS di Irak dan Suriah secara perlahan pemerintah Obama yang banyak dikritik, mulai membuahkan hasil. (Reuters/Ari Jalal)
Jakarta, CNN Indonesia -- Operasi Kurdi Irak terhadap ISIS di bagian utara kota Sinjar dan di sebagian dari jalan bebas hambatan strategis bisa menjadi momentum baru pada strategi pemerintah Obama untuk mengalahkan kelompok ekstremis ini.

Serangan Sinjar yang sudah ditunggu-tunggu adalah satu dari sejumlah pertanda bahwa strategi menghancurkan ISIS di Irak dan Suriah secara perlahan pemerintah Obama yang banyak dikritik, mulai membuahkan hasil.

Hal ini bersamaan dengan upaya baru Washington mencari solusi diplomatik atas perang sipil Suriah, yang menurut Menlu John Kerry akan tergantung pada persepsi bahwa operasi militer mulai berada di atas angin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tempat lain, pasukan Irak mengepung kota Ramadi yang dikuasi oleh ISIS setelah merebut kembali kota pengilangan minyak penting Bayji.

Pemberontak yang didukung AS juga berhasil mengalahkan ISIS di Suriah timur laut, tempat pasukan khusus AS dikerahkan untuk menjdi penasehat militer.

Jika pasukan Kurdi bisa merebut Jalan Bebas Hambatan 47 di Sinjar, mereka akan bisa memotong rute pasok utama antara pasukan ISIS di Irak utara, tengah dan markas mereka di kota Raqqa, Suriah.

Para pengamat dan pejabat mengatakan langkah ini akan mempersulit gerakan kelompok itu dan laju pengiriman pasok lintas perbatasan kedua negara.

“Mereka berada dalam tekanan berat dari berbagai sisi,” kata Jeffrey White, mantan pengamat dari badan intelijen pertahanan AS.

“Mereka akan menghadapi keputusan berat terkait alokasi pasukan,” tambah White.

White dan dua pejabat AS menyebutkan, meski kejatuhan Sinjar akan menjadi sukses penting upaya mengalahkan ISIS masih panjang karena dalam aksi serangan selama 14 bulan, kelompok ini sudah memperlihatkan kemampuan untuk beradaptasi dari kekalahan dan melakukan serangan di wilayah lain ketika diserang.

“Kita melihat semacam gesekan perang terjadi di sini,” kata seorang pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya. Tetapi ISIS masih memiliki “aset besar” dan “tekad luar biasa untuk bertempur hingga mati.”

Setiap upaya merebut kembali Mosul, kota kedua terbesar di Irak, dari ISIS memerlukan waktu berbulan-bulan.

Strategi Obama, yang diterapkan tahun lalu setelah para pejuang ISIS keluar dari tempat aman mereka di Suriah dan merebut sejumlah besar wilayah Irak, pada awalnya dibuat untuk mengisolasi dan mengalahkan kelompok ini di Irak.

Amerika Serikat kemudian membentuk koalisi internasional untuk melakukan serangan udara dengan ISIS sebagai sasaran, dan membantu membangun kembali serta memberi masukan pada Peshmerga Kurdi dan militer Irak yang hampir hancur setelah diserang oleh ISIS.

Akan tetapi, kemajuan berjalan dengan lambat. Pasukan Irak, termasuk milisi Muslim Syiah yang didukung Iran, mengadapai perlawanan keras ketika mencoba merebut kembali wilayah itu terutama di Provinsi Anbar yang mayoritas penduduknya muslim Sunni.

Di Suriah, ketika Rusia dan Iran meningkatkan dukungan militer pada Presiden Bashar al-Assad, anggota Kongres AS dan pihak lain menuduh pemerintah Obama tidak memiliki pendekatan yang pasti dalam mengatasi ISIS.
Pasukan Kurdi menyerang kota Sinjar dengan dukungan serangan udara koalisi pimpinan AS. (Reuters/Ari Jalal)
Pentagon mencoba menyusun pasukan oposisi moderat yang tidak hanya akan melawan ISIS tetapi juga pasukan presiden Assad. Upaya ini gagal.

Bulan lalu Obama mengumumkan pengerahan hingga 50 anggota pasukan oeprasi khusus ke Suriah utara untuk memberi masukan pada pasukan oposisi, Langkah ini merupakan perubahan dari strategi satu tahun terakhir untuk memerangi ISIS tanpa mengirim “tentara secara langsung di medan perang”.

Perubahan strategi ini juga meliputi menempatkan lebih banyak jet tempur AS di Turki untuk memperluas serangan udara AS sementara Kurdi Suriah, Arab dan pejuang oposisi lain meningkatkan tekanan di Raqqa.

Langkah Diplomatik, Militer

Menlu Kerry yang mencoba membela strategi pemerintah AS mengatakan bahwa pertempuran dengan ISIS akan “berjalan selama beberapa tahun”.

“Semakin banyak bukti dari Irak dan Suriah bahwa ISIS bisa dikalahkan, bahkan diusir ketika diserang bersamaan dengan serangan udara dan kemitraan efektif di darat,” kata Kerry, sebelum menghadiri perundingan perdamaian Suriah di Wina, Kamis (12/11).

Pentagon mengatakan sejak 1 November, sebelum serangan Kurdi koalisi pimpinan AS melakukan 90 serangan udara di sekitar Sinjar sejak 1 November.

Wilayah seluas lebih dari 150 kilometer persegi berhasil direbut dari kelompok garis keras Sunni ini dan puluhan jenazah pejuangnya ditinggalkan ketika mereka mundur dari wilayah Sinjar.

Juru bicara militer AS mengatakan, sejumlah kecil penasehat militer AS kini bekerja sama dengan pejuang Peshmerga di sekitar pegunungan Sinjar, tetapi posisi mereka jauh dari garis depan.

Sejumlah pengamat dan pejabat mengatakan serangan ke Sinjar, meski penting tetap tidak akan menjadi penentu dalam perang melawan ISIS.

Serangan itu akan “membingungkan ISIS untuk beberapa saat,” kata Kenneth Pollack, mantan pejabat CIA dan Gedung Putih.

“Serangan ini sendiri kecil kemungkinan akan menjadi pukulan besar bagi kelompok itu.”
Dengan merebut Sinjar dan memotong jalur pengiriman pasok ISIS, upaya mengalahkan ISIS di Irak akan mulai membuahkan hasil. (Reuters/Ari Jalal)
Jika mereka merebut jalan bebas hambatan, Kurdi akan membuat ISIS kesulitan mengirim pasokan ke pejuangnya di Irak, termasuk militan yang menguasai Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar.

Pejabat dan pengamat mengatakan, ada jalan keluar untuk ISIS tetapi harus melewati jalur padang gurun menuju daerah selatan jalan utama.

Beberapa sumber memperingatkan bahwa di masa lalu para militan sudah menunjukkan kemampuan untuk menciptakan taktik baru ketika dibutuhkan, mengatasi hambatan dan mengompensasi kekalahan di satu daerah dengan melancarkan serangan tak terduga.

"Mereka cukup pandai di bidang ini agar pasukannya tidak dihancurkan. Mereka mungkin akan muncul dengan balasan yang dipikirkan sudah dipikirkan dengan matang," kata White. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER