Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS disinyalir mencoba membangun kapasitas untuk melancarkan serangan siber mematikan guna melumpuhkan infrastruktur Inggris. Menteri Keuangan Inggris, George Osborne, pun diperkirakan akan mengumumkan penggandaan dana keamanan siber pada Selasa (17/11) waktu setempat.
Osborne menganggap klaim ISIS terhadap rangkaian teror mematikan di Paris pada Jumat (13/11) lalu menekankan kembali kebutuhan untuk meningkatkan perlindungan Inggris dari serangan elektronik.
"ISIS menggunakan internet untuk tujuan propaganda terselubung, untuk radikalisasi, juga untuk rencana operasional," demikian bocoran kutipan pidato yang akan disampaikan Osborne di hadapan Markas Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ) seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Osborne memang mengakui bahwa mereka belum memiliki kemampuan memadai untuk membunuh orang dengan merusak infrastruktur melalui serangan siber.
"Namun, kami tahu bahwa mereka menginginkan itu dan akan melakukan yang terbaik untuk membangunnya," kata Osborne.
Guna menangkal upaya ISIS tersebut, Osborne mengatakan bahwa pengeluaran publik untuk keamanan siber harus dilipatgandakan hingga total 1,9 miliar pound sterling selama hingga periode 2020.
Keputusan ini dianggap tepat meskipun pada pekan depan Osborne harus mengumumkan pemotongan pengeluaran demi memberikan keuntungan bagi Inggris di akhir dekade ini.
"Sangat tepat untuk memilih menginvestasikan pertahanan siber kami bahkan dalam waktu di mana kami harus memangkas bujet lain. Internet adalah gambaran potensi kerentanan," tutur Osborne.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, pada Senin (16/11) juga mengatakan bahwa staf agen intelijen akan ditingkatkan hingga 15 persen.
Osborne menenakankan bahwa keputusan untuk menaikkan biaya pertahanan siber sebenarnya sudah direncanakan sebelum tragedi berdarah di Paris yang menewaskan setidaknya 132 orang itu.
"Taruhannya bisa lebih tinggi, ika pasokan listrik atau kontrol lalu lintas udara, atau rumah sakit kami berhasil diserang secara daring, dampaknya dapat diukut dalam ranah kerusakan ekonomi, tapi juga nyawa," ujar Osborne.
Diberitakan Reuters, rencana keamanan siber yang akan dilakukan oleh pemerintah Inggris mencakup pasukan untuk memastikan respons lebih cepat dan efektif terhadap serangan daring besar-besaran. Pasukan tersebut akan berbasis di GCHQ di Cheltenham, barat daya Inggris.
Elemen lain dari rencana tersebut trmasuk kemungkinan kerja sama antara penyedia layanan internet guna menangkis serangan malware dan menangkal maksud butuk terhadap penggunan internet Inggris, juga institut baru untuk melatih pemecah kode.
Sebelumnya pada Oktober, TalkTalk Inggris mengalami serangan siber dan berdampak pada 157 ribu pengguna.
Bulan ini, otoritas Inggris dan Amerika Serikat melakukan uji coba terhadap bank-bank terkemuka untuk melihat respons mereka terhadap insiden siber di sektor finansial.
(stu)