Jakarta, CNN Indonesia -- Dua karyawan bandara Sharm al-Sheikh di Mesir ditahan untuk diinterogasi menyusul jatuhnya pesawat Metrojet Rusia di Semenanjung Sinai pada 31 Oktober lalu yang menewaskan 224 penumpang dan awak pesawat. Spekulasi terbesar saat ini adalah pesawat itu meledak di udara karena serangan bom.
"Tujuh belas orang ditahan, dua dari mereka yang diduga membantu siapa pun yang menempatkan bom di pesawat di bandara Sharm al-Sheikh," kata salah satu pejabat keamanan bandara yang menolak disebutkan namanya, Selasa (17/11), dikutip dari Reuters.
Sementara, pejabat keamanan lainnya mengungkapkan rekaman CCTV menunjukkan seorang yang petugas bagasi membawa sebuah koper dari bangunan bandara dan menyerahkan ke seorang pria lain yang kemudian memasukkan koper itu bersama barang-barang lain ke bawah pesawat melewati landasan pacu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang karyawan di departemen media bandara, yang tak mau dipublikasikan namanya, mengkonfirmasi bahwa dua staf bandara ditahan untuk ditanyai pihak kepolisian pada Senin (16/11) malam.
Meski demikian, Menteri Dalam Negeri Mesir, Magdi Abdel Ghaffar menyatakan hingga saat ini belum ada penangkapan. "Berita ini tidak benar, mungkin berita ini tersebar karena adanya pemeriksaan ketat kepada semua pekerja bandara saat ini," katanya.
Layanan keamanan Rusia, FSB, mengumumkan pada Selasa bahwa mereka yakin pesawat Metrojet Airbus jatuh karena bom. Inggris dan Amerika Serikat juga menyakini hal yang sama.
Hingga kini, Mesir belum secara resmi mengkonfirmasi bahwa pesawat tersebut jatuh karena bom, dan meminta semua pihak untuk penyelidikan rampung.
Tidak jelas apa peran staf bandara yang ditahan tersebut dalam insiden ini. Bandara Sharm al-Sheikh, merupakan bandara tersibuk ketiga di Mesir, di mana sejumlah penerbangan pribadi dan maskapai murah mendarat di bandara ini untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Sinai.
Secara terpisah, sumber lain di bandara mengatakan pasukan keamanan sedang mencari dua staf yang diduga meninggalkan mesin pengecekan bagasi tanpa pengawasan untuk beberapa waktu, ketika penumpang tengah menaiki pesawat Rusia yang nahas itu.
Saat ini, otoritas Mesir masih memeriksa rekaman CCTV untuk memastikan apa yang terjadi.
Sumber Reuters menyatakan para penyidik kini tengah menginterogasi seluruh staf bandara yang terlibat dalam penanganan Metrojet Rusia, baik soal pelayanan penumpang maupun bagasi usai insiden ini.
Sejak insiden terjadi, banyak penerbangan dari dan menuju bandara Sharm al-Sheikh ditangguhkan, meningkatkan kekhawatiran anjloknya sektor pariwisata Mesir yang bernilai US$7 miliar, salah satu sektor ekonomi penyumbang terbesar di Mesir.
Kepala FSB, Alexander Bortnikov, menyatakan bahwa para penyidik Rusia berkesimpulan pesawat nahas itu jatuh akibat ledakan bom rakitan yang berisi bahan peledak seberat 1 kg TNT, yang kemudian meledak, membuat pesawat hancur di udara.
"Kami dengan tegas dapat menyatakan insiden ini adalah aksi teroris," katanya.
Sejumlah menteri Mesir mengadakan pertemuan di Sharm al-Sheikh pada Selasa untuk membahas masalah ini lebih lanjut.
(ama)