Militer Korsel Akan Adakan Latihan Tembak di Perbatasan Korut

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2015 14:00 WIB
Tak memedulikan ancaman Korut, Korsel mengumumkan akan tetap melaksanakan latihan tembak militer di perbatasan maritim yang disengketakan pada Senin (23/11).
Ilustrasi militer Korea Selatan. (Chung Sung-Jun/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak memedulikan ancaman balas dendam tanpa ampun dari Korea Utara, Korea Selatan mengumumkan akan tetap melaksanakan latihan tembak militer di perbatasan maritim yang disengketakan pada Senin (23/11) waktu setempat.

Seperti dilansir Channel NewsAsia, latihan militer ini bertepatan dengan peringatan lima tahun insiden yang menewaskan empat orang di wilayah tersebut pada 23 November 2010.

Kala itu, Korut menembakkan peluru artileri ke Pulau Yeonpyeong di Korsel. Korut mengaku melakukan serangan itu karena peluru latihan tembak militer Korsel di daerah tersebut sebagian tersasar ke perairan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Latihan tembak sudah ada dalam jadwal reguler dan jika Korut melakukan provokasi, kami akan merespons kuat di bawah rencana operasional kami," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok.

Sebelumnya, rencana latihan tembak ini mengundang reaksi keras Korut. Mereka mengancam akan melakukan balas dendam tanpa ampun jika Korsel tetap melaksanakan latihan ini.

"Jika militer Korsel menembak ke arah perairan Korut di wilayah panas di Laut Barat Korea pada Senin, mereka akan merasakan balas dendam tanpa ampun dari unit Front Barat Daya Korut di lima pulau mereka," kata seorang juru bicara Tentara Rakyat Korea yang dikutip oleh kantor berita Korut, KCNA, pada Minggu (22/11).

Korut menyarankan Korsel belajar dari insiden pada lima tahun lalu agar tidak salah langkah.

"Mereka seharusnya tidak menggali kubur sendiri karena menabuh genderang perang dengan serangan awal melawan Korut, tapi belajar dari serangan pahit yang mereka alami lima tahun lalu," kata juru bicara tersebut.

Perseteruan ini memanas hanya berselang beberapa hari setelah Korut dan Korsel sepakat untuk mengadakan pertemuan tingkat pemerintahan pertama kalinya pada 26 November mendatang di perbatasan militer kedua negara, tepatnya Desa Panmunjom, guna memperbaiki hubungan.

Korut dan Korsel sendiri secara teknis masih dalam keadaan perang karena perang berakhir bukan karena perjanjian damai, melainkan gencatan senjata.

Sejak saat itu, hubungan antara Korut dan Korsel selalu mengalami pasang surut. Hingga akhirnya hubungan membeku pada 2010, ketika kapal perang Korsel karam dan menewaskan 46 pelaut.

Korsel menyalahkan Korut atas insiden tersebut. Namun, Korut membantah.

Pada akhir 2010, Korut juga mengebom pulau di Korsel dan menewaskan empat orang.

Korsel pun memberlakukan sanksi yang menghentikan hampir semua pertukaran komersial di antara kedua negara. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER